Langsung ke konten utama

Judul Kdrama

Review Kdrama Hwayugi or Korean Odyssey

Black Knight Episode 6 Part 1

"Jika ada kehidupan berikutnya tolong lahirlah di tempat yang indah. Jangan kehilangan suaramu, jangan punya bekas luka seperti ini, Jika kamu ingin hidup dengan bekas luka seperti ini lagi, aku akan mengambilnya. Jadilah wanita cantik dan tetaplah berharga Boon Yi."  Itulah ungkapan hati Tuan Lee Myung So kepada Boon Yi. betapa besar cintanya dan kasih sayangnya kepada Boon Yi seorang.  
Hak Cipta Gambar KBS2 
Boon Yi terharu, dia menerima cincin tersebut dengan linangan air mata. Air matanya jatuh membasahi wajahnya. 

Simak yuk kisahnya... 
Sharon yang baru datang menyapa Hae Ra dan Moon Soo Ho yang lagi asyik berbincang. Hae Ra menanyakan keadaan Sharon mengira Sharon terkena flu. Sharon mengatakan karena kondisinya bisa parah Jika Hae Ra tidak membantunya.
Sebenarnya sebelum meninggalkan Sharon yang lagi tertidur pulas di butik, Hae Ra menutup Jendela dengan tempelan kertas seadanya bahkan dia memakaikan selimut untuk Sharon. Terbukti bahwa Hae Ra begitu peduli dan perhatian kepada Sharon juga.
Moon Soo Ho menyambut kedatangan Sharon, menawarkan kopi untuk Sharon dan mengajaknya ke kafe bersama. Hae Ra yang melihatnya heran, mengapa mereka bisa saling mengenal?. Soo Ho memberikan kopi Americano untuk Sharon, meminta tolong agar merahasiakan ke Hae Ra jika dia memesan pakaian untuk Hae Ra karena itu hadiah. Soo Ho tidak ingin merusak kesenangannya.

Jang Baek Hee kembali melanjutkan ceritanya, nampak para hadirin sudah duduk menyimak kuliah Jang Baek Hee. Hae Ra dan Moon Soo Ho kembali duduk di tempat semula. Sharon berada di barisan belakang tepat di belakang Moon Soo Ho. Baek Hee hanya bisa tercengang melihat tingkah Sharon. Jang Baek Hee mengatakan, "Kalian ingin tahu yang sebenarnya terjadi malam itu?. Jang Baek Hee berteriak, semua hadirin terkejut dengan suaranya yang cukup menggelegar," Pria itu bukan milikmu." sambil melirik Sharon. Sharon tersentak dan menatap tajam Jang Baek Hee.
Jang Baek Hee melanjutkan ceritanya lagi,  " Nyonya itu semalaman berdiri sambil menatap pintu yang gelap. Pria itu bukan milikmu berani sekali wanita hina sepertimu menyentuhnya. Nampaknya Tuan dan Boon Yi hanya berbaring bersebelahan, tidak ada yang terjadi di antara mereka. Tapi malam itu adalah kali pertama mereka tahu perasaan mereka.
Seperti biasanya Boon Yi tetap melanjutkan aktivitasnya, memasak dan membersihkan rumah. Hampir setiap orang membicarakan tentang kelahiran putra laki laki anak Boon Yi termasuk Jeom Bok, sahabat Boon Yi yang pintar melukis. Sayangnya orang tidak terlalu lama penasaran dengan mereka.

Istana kerajaan terbagi dua faksi Utara dan selatan. Para sarjana muda yang terjebak diantara pemikiran konfusius dan kenyataan menjadi korban dari konflik faksi itu. Termasuk Tuan Lee Myung So di tangkap dan diasingkan di suatu tempat yang jauh. Istrinya, Sang Nyonya mendandani Boon Yi seperti Nyonya, istri dari Tuan Lee Myung So. Sang Nyonya lari dari kenyataan bahwa dirinya lah Nyonya Besar, digantikan oleh Boon Yi, Boon Yi rela di tangkap dan diinterogasi oleh penyidik, meski penyidik awalnya curiga Boon Yi bukanlah istri Tuan Lee Myung So, namun Boon Yi mampu meyakinkan petugas termasuk luka bakar di wajahnya itu setelah mereka menikah.
Boon Yi rela menerima siksaan demi siksaan yang sangat berat, Boon Yi hanya diam ketika diinterogasi mengenai keterlibatan Tuan Lee Myung So. Sedangkan Nyonya seakan bersembunyi lari dari tanggung jawabnya sebagai istri dari Tuan Lee. Nyonya bahkan mengira Boon Yi telah meninggal dari kabar yang disampaikan dari salah satu pelayannya.

Boon Yi yang terluka parah mendatangi tempat pengasingan Tuan Lee Myung So, berjalan jauh dengan tubuh lemah dan terluka akibat diinterogasi oleh petugas istana. Tuan Lee Myung So melihatnya terkejut, dan khawatir dengan keadaan Boon Yi. Semua karena dirinya membuat Boon Yi disiksa dan  kehilangan suaranya. Berada di rumah pengasingan Tuan Lee, Boon Yi banyak belajar menulis, perkembangan Boon Yi sangat cepat. Tuan Lee memuji kecerdasan Boon Yi.
Tuan Lee Myung So memberikan sebuah cincin untuk Boon Yi. Cincin itu dari seorang pandai besi. Tuan berkata, "Jika kamu sedang kekurangan, juallah untuk mendapatkan uang. "Jika ada kehidupan berikutnya tolong lahirlah di tempat yang indah. Jangan kehilangan suaramu, jangan punya bekas luka seperti ini lagi, Jika kamu ingin hidup dengan bekas luka seperti ini lagi, aku akan mengambilnya. Jadilah wanita cantik dan tetaplah berharga Boon Yi."
Boon Yi terharu, dia menerima cincin tersebut dengan linangan air mata jatuh membasahi pipinya. Mereka bersama malam itu. Boon Yi memeluk Tuan Lee Myung So, mereka akhirnya berciuman.
Kebahagiaan nampak terasa pada pasangan ini, sekarang mereka berdua berada di pekarangan rumah. Berbaring sebentar melihat indahnya cahaya bulan purnama, lalu duduk berdua saling berbagi cerita. Tuan Lee heran Boon Yi tidak memakai cincin pemberiannya, dengan bahasa Isyarat Boon Yi menunjukkan cincin itu diletakkan disana.
Tuan memahami maksud Boon Yi, jika jika cincin terpapar sinar bulan purnama itu akan mendapatkan kekuatan untuk mengabulkan permohonanmu. Boon Yi tidak memberitahukan keinginannya karena itu adalah rahasia. Ucapnya dengan tersenyum sambil menutup mulutnya dengan jari telunjuk. Karena cuaca cukup dingin mereka berdua masuk ke dalam rumah. 

Sang Nyonya melihat Suaminya bersama dengan Boon Yi. Tatapan mata cemburu, dan marah berkecamuk dalam dirinya. Diam diam dia mengambil dan memakai cincin Boon Yi yang berada di luar, lalu membakar rumah saat mereka sedang tertidur pulas. Api sudah menyebar hingga ke dalam.
Tuan Lee berusaha menyelamatkan  membawa tubuh Boon Yi namun tubuh Boon Yi kembali terjatuh ke dalam rumah, sedangkan Tuan sudah berada di luar, Sang Nyonya yang berada di depan rumah menahan langkah suaminya, membiarkan tubuh Boon Yi biarlah terbakar. Sang Nyonya bertanya, "Siapa yang kamu cintai, aku atau Boon Yi. Sementara itu Boon Yi yang baru terjaga menyadari api sudah semakin besar, dia tak sanggup ke luar. Berkali-kali Tuan meyuruhnya keluar namun Boon Yi tetap ingin berada di dalam rumah. Tuan mengatakan," Jika kamu tidak mau keluar, aku tidak akan pergi."Tuan kembali masuk ke dalam rumah yang apinya sudah semakin membesar.
Tuan memeluk Boon Yi seolah melindungi Boon Yi dari api. Sang Nyonya yang menyaksikan marah, "Kalian berdua harus mati, ujar Sang Nyonya. Namun seketika rumah sudah penuh kobaran api yang menyala nyala, Sang Nyonya hanya bisa meratap, mengatakan, " tidak, tidak sayang!. Tiba tiba saja dari balik reruntuhan kobaran api, sosok Boon Yi muncul, buliran air mata jatuh membasahi wajahnya, dia menghampiri Sang Nyonya, Boon Yi mengutuknya," Wanita jahat, jadilah hantu yang mengambara selamanya." 

Sang Nyonya yang ditinggal pergi, dia berjalan dengan langkah tertatih, seakan tidak ingin hidup lagi, dia ingin mengakhiri hidupnya, dia meloncat pada sebuah tebing yang tinggi masuk ke dalam sungai menenggelemkan dirinya jatuh hingga ke dasar, cincin Boon Yi yang diperankan pakainya ikut terlepas. Namun entah mengapa tubuh Sang Nyonya kembali ke daratan. Tubuhnya kembali ke daratan lagi, Sang Nyonya selamat.
Akhirnya dia menuju rumahnya namun rumahnya kini berbeda, tak ada lagi penghuninya. Sang Nyonya berpapasan dengan Jeom Bok yang sudah menjadi tua,  ternyata 30 tahun sudah berlalu, namun wajah Sang Nyonya tetap seperti itu. Sang Nyonya heran dan tak percaya mengapa dirinya seperti ini. Dia mencari keberadaan orang tuanya, ternyata orang tuanya telah meninggal 30 tahun yang lalu.

Kesepian, berjalan terus berjalan tak tahu kemana arah yang akan dituju, Sang Nyonya yang putus asa dan kesepian memutuskan mengakhiri hidupnya sekali lagi lah, kali ini dia meloncat lagi ke dalam lautan namun tubuhnya kembali lagi ke daratan.
Tubuhnya di temukan oleh Jang Baek Hee yang kebetulan lewat bersama rombongannya. Jang Baek mengatakan, "Kamu sudah menjadi makhluk yang bukan manusia atau hantu. Kamu tidak bisa mati. Jang Baek Hee memperkenalkan dirinya sama dengan nasibnya. Sejak saat itu Sang Nyonya bersama Jang Baek Hee hidup terus dari masa ke masa. Masa Dinasti Qing 1900 lalu masa Jepang 1930, Sang Nyonya masuk sekolah menjahit Tokyo. Seoul 1960, perubahan dari jaman ke jaman di lalui oleh mereka berdua. Belajar menjahit kian di tekuninya, hingga kini.

Jang Baek Hee mengakhiri ceritanya, Saat aku membaca sebuah buku, aku teringat tentang sejarah setelah masa Raja Raja Joong Jo, aku teringat kisah lama yang kudengar dari nenekku, jadi aku menambahkan imajinasiku di sana. Jika wanita seperti itu ada dalam dunia nyata, mungkin saja dia membuat pakaian untuk mematahkan kutukannya atau tidak. Mungkin dia membuat bistro. (Jang Baek Hee tampaknya melirik Sharon, Sharon memandang dengan mata melotot, hehehe...). Itu khan kisah Sharon... Wadduh kasihan Sharon. 

Setelah mengakhiri kuliahnya, tampaknya Jang Baek Hee, Sharon, Moon Soo Ho dan Jung Hae Ra berkumpul, makan minum bersama sambil membahas cerita yang tadi.
Jung Hae Ra mengatakan, semuanya seakan nyata kecuali wanita yang tidak mati itu. Moon Soo Ho berkata, "Itu hukuman, manusia hidup dengan relasi, kurasa dia akan sangat kesepian. Keluarga dan kekasihmu menuai dan mati. Tapi kamu tetap sama. Tidak banyak orang yang bisa kita cintai dalam hidup. Bagi sebagian orang, mungkin mereka hanya mencintai satu orang.  
Sharon setuju dan  membenarkan perkataan Moon Soo Ho. Lalu kemudian Jung Hae Ra menunjuk Sharon, karena di foto masa kecilnya Hae Ra, Sharon masih seperti yang dulu. Sharon mengatakan umurnya sudah 250 tahun. Hae Ra hanya tersenyum menganggapnya bercanda. Hae Ra menanyakan, " td malam mengapa Sharon memanggilnya Boon Yi, Hae Ra melihat Sharon memakai sanggul dan Hanbok, mimpinya sangat nyata, Hae Ra sendiri bingung itu mimpi nyata atau tidak. Tadi aku sudah lupa, tapi teringat setelah mendengar kisah itu. Moon Soo Ho mengatakan karena terlalu lama menginap di luar jadi bisa mimpi seperti itu. Soo Ho mengajak Hae Ra untuk segera pulang.

Jung Hae Ra menanyakan kepada Jang Baek Hee apa hubungannya dengan penjahit Sharon?, Jang Baek Hee mengatakan, "Kami seperti dua orang yang terdampar di sebuah pulau. Kami harus saling menolong dan saling bergantung, meski suka atau tidak. Hae Ra mempertanyakan usia Sharon, karena di foto nya masih tetap sama dengan sekarang. Jang Baek Hee berkata," Itu berkat perawatan laser. Jang Baek Hee berpesan, Moon Soo Ho pria baik, jangan lepaskan dia.  
Sementara itu, Sharon yang ingin membuatkan kameja dengan alasan tidak membawa meteran melakukan ukuran pakaian Moon Soo Ho dengan cara memelukmu tubuh Soo Ho, meminta Soo Ho merentangkan tangannya. Beberapa lama dia meminta Soo Ho diam sejenak, Tangannya di belakang bergerak seakan mengukur tubuh Moon Soo Ho. Jung Hae Ra dan Jang Baek Hee melihat mereka seakan kesal dan marah. Moon Soo Ho nampak canggung dan tidak nyaman diperlakukan seperti itu apalagi Jung Hae Ra sedang melihat mereka.

Itulah mengapa Sang Nyonya Seo Rin  alias Sharon hidup abadi karena kutukan Boon Yi kepadanya. Dia hidup kesepian tanpa cinta dari masa ke masa, Sang Nyonya  yang cemburu dan marah terhadap Boon Yi namun dia sangat keji memperlakukan Boon Yi seperti itu. Di masa lampau Boon Yi banyak berkorban fisik, jiwa dan raga demi melindungi Tuan Lee Myung So. Bahkan air mata kesedihan dan kepedihan di hati tak bisa lagi diungkapkan dengan kata kata. Boon Yi hingga kehilangan suara karena siksaan fisik. 
Di kehidupan berikutnya, mungkinkah Tuan Lee Myung So alias Moon Soo Ho mampukah berkorban untuk Boon Yi alias Jung Hae Ra???...
Bekas luka bakar di kehidupan berikutnya memang Tuan Lee alias Moon Soo Ho sudah menerimanya. Dia menggantikan Boon Yi alias Jung Hae Ra. Karena itu semua janji Tuan Lee kepada Boon Yi,  (lihat dialog pembuka di atas). 


Baca Kdrama  Black Knight (Completed)  :
    Baca Juga Curhatku :
      Annyeong Haseyo,... Kamsahamnida...Terima Kasih Sobat Kdramasista ... 
      NO SPAM, Berikan Komentar yang relevan dengan pembahasan... 
      NO COPAS GAMBAR, NO COPAS TULISAN ... HARGAI SEMANGAT PENULIS...Berbahagialah Sobat Kdramasista ... 

      Postingan populer dari blog ini

      Update Manhole

      Update Manhole Episode 1 -  8 Melalui Manhole inilah aksi Bong-Pil berjalan kembali ke waktu dimana dia bisa memperbaiki ataukah meluruskan kembali waktu kebersamaan nya bersama Soo-Jin. Masuk ke dalam Manhole pertama kali Kembali ke masa sekolah SMA Soo-Jin secara tak sengaja memecahkan cermin lemari besar di sekolah demi melindungi Soo Jin, Bong-Pil yang mengakui kalau dia yang memecahkan, sebagai hukuman dari guru dia harus berari keliling lapangan 100 kali. (waktu lalu, cuma 50 kali hukumannya, berarti keadaan bisa berubah,  ucapnya dalam hati). Hak Cipta Gambar Milik KBS2  Peristiwa lain lagi, misi Bong-Pil Mencegah pria gereja mendekati Soo-Jin, dimasa lalu Bong-Pil kalah berkelahi dg pria gereja tersebut. Kali ini Bong-Pil yang menang...tapi apa yang terjadi di masa kini? Bong-Pil menjadi Mafia Dia berubah jadi mafia yang jago berkelahi, bertato, memakai kalung besar, semua gank dia kalahkan bahkan dicari sama polisi dan dicari anggota mafia lainnya. Ortunya sen

      Black Update 4

      Black berhasil menemukan Kang Ha Ram. Black tidak menemukan kunci jeruji besi. Kekuatan Black mampu meregangkan jeruji besi itu. Demi menyelamatkan Ha Ram... Hak Cipta Gambar OCN  Simak yuk kisahnya....  Black segera di bawa mobil ambulans, namun dia melompat, Black menuju tempat semula, markas penjahat berantai itu. Black akhirnya menyadari ternyata di sekitar  markasnya, ada sebuah sel. Black mendekat dan melihat Kang Ha Ram ada didalam. Black tidak bisa membuka paksa sel tahanan itu, dengan kekuatannya Black mampu meregangkan  jeruji besi sel tahanan.  dengan segera dia menyelamatkan Ha Ram.  Black nampak sangat mengkhwatirkan kondisi Ha Ram, dia  memeluk Ha Ram  dan meminta maaf. Ternyata Ha Ram tidak sendiri,  Presdir Oh Man Soo pingsan  dan terluka sangat parah.   Ha Ram yang syok, kaget seolah tidak memperhatikan Black, dia kelihatan ketakutan lagi, melihat ada orang yang datang. Ha Ram memeluk  presdir Oh Man Soo yang pingsan, luka nya sangat parah. Mengapa Pr