Langsung ke konten utama

Judul Kdrama

Review Kdrama Hwayugi or Korean Odyssey

Episode 14 Because This is My First Life

"Aku akan menunggu hatinya Se Hee. Karena ini pertama kalinya aku menikah. Ini pertama kalinya juga aku mencintai seseorang.  Memenangkan hati seseorang bukanlah suatu permainan."
Ji Ho dengan jujur mengungkapkan perasaannya tentang  Se Hee suaminya kepada Pimpinan produksi, Ko Jung Min yang juga ternyata mantan tunangan Se Hee bahkan dia pernah mengandung bayi Se Hee namun keguguran. 
Simak yuk kisahnya... 
Karena Ini Pengakuan Pertamaku... 
Se Hee terus berjalan sesekali melihat handphonenya dia begitu khawatir mencari Ji Ho. Pimpinan produksi yang menunggu Ji Ho segera keluar meregangkan tubuhnya, tangan naik ke atas, namun dari arah depan nampak sosok Se Hee. Ko Jung Min dan Se Hee akhirnya bertemu.Ji Ho  yang baru keluar dari toilet, nampak dari jauh melihat Se Hee dan Go Jung Min. Ji Ho menjauh dan bersembunyi di balik tembok sambil memperhatikan keduanya.
Se Hee dan Ko Jung Min saling sapa, "Annyeong", Situasi nampak canggung, selama 12 tahun mereka baru bertemu lagi. Se Hee berkata, dia tinggal di kompleks ini, Jung Min mengatakan dirinya hanya sekedar lewat saja. kapan kapan kita minum teh bersama, dan dia pun memberikan kartu namanya ke Se Hee. Jung Min segera masuk ke mobil menghela nafas dalam dalam. Se Hee sudah berlalu.  
Melihat kepergian Se Hee, Ji Ho segera menuju mobil menemui Pimpinan Produksi, Ji Ho pamit dan ingin jalan kaki saja karena rumahnya sudah dekat dari sini.
Sementara itu di taman kompleks apartemen, Se Hee masih menunggu Ji Ho, menelponnya menanyakan keberadaannya, ternyata yang di telepon sudah berada di dekatnya, hehehe...

Se Hee menanyakan kenapa tidak mengangkat teleponnya?, Ji Ho menjawab, tidak sempat.
Masuk ke rumah Ji Ho menceritakan kalau tadi minum banyak banyak, Se Hee menebak, minum sama sama dengan pimpinan produksi?, Ji Ho menjawab iya, Pimpinan Produksi juga jago minum.  

Se Hee yang perhatian membuatkan minuman madu hangat untuk istrinya JI Ho. Se Hee mengatakan, "minumlah ini, taruh disamping tempat tidurmu. Kalau kalau nanti tengah malam kamu terbangun.  
Ji Ho menerimanya, dan berkata " ini hangat", Terima kasih. 
Se Hee mengajak istrinya untuk tidur bersama namun Ji Ho menjawab tidak, Se Hee pun meminta maaf. Ji Ho menjelaskan bahwa dirinya agak lelah, belakangan ini dirinya suka mendengkur... (mengaku juga Ji Ho, hehehehe...)  
Se Hee berkata, baiklah, aku juga banyak buat teh, jadi minta saja kalau mau. 

Di dalam kamar sebenarnya Ji Ho sangat sedih, bukan fisiknya yang lelah tapi hatinya yang lelah. Ji Ho merenung dan mengingat semua hal yang telah terjadi tentang dirinya, Suaminya Se Hee, dan Pimpinan Produksi. Sesekali Ji Ho memejamkan mata, dia merasa seperti tak ada lagi ruang untuk dirinya di hati sang suami.
Mengingat ucapan Se Hee, yang diperhatikan dalam hidupnya cuma rumah, kucing, dan dirinya sendiri. Tujuan hidup Se Hee yang tidak ingin terjadi apapun dalam hidupnya.
Mengingat ucapan Pimpinan Produksi yang pernah berkencan dan mengandung bayi.

Di kamar sebelah Se Hee memandang kartu nama Ko Jung Min, ternyata mantannya dahulu. Se Hee menelpon Ji Ho, mengucapkan "Selamat sudah mendapatkan kesempatan menulis lagi. Aku sangat senang." Selamat tidur Ji Ho ssi. 
Ji Ho mengucapkan, "Terima kasih, Se Hee ssi juga." 
Narasi Ji Ho memikirkan Se Hee...
Orang ini pasti terluka, ketakutan dan cemas. 

Di pagi hari Ji Ho sudah berada di kantor, Pimpinan Produksi menyatakan akan mengajukan tuntutan kepada asisten sutradara itu. Jadi saat mereka melakukan penyelidikan Ji Ho harus  diinterogasi sebagai korban.
Kemudian Pimpinan Produksi menunjukkan "Kontrak Menulis",  Ji Ho agak terkejut dengan gajinya yang terlalu banyak menurut Ji Ho.
Pimpinan Produksi berkata, kalaupun kau kaget kau harus mengekspresikan diam diam. Ini kontrak, mana bisa kau mengekspresikan dirimu pada musuhmu.
Ji Ho berkata, "Pimpinan Produksi bukan musuhku."  
Kemudian Pimpinan Produksi menjelaskan ini jumlah biasa yang kami tawarkan kepada penulis baru. Jika kita ingin lama bekerja sama dengan mereka.

Kemudian Ji Ho mengajak makan bersama Pimpinan Produksi.
Pimpinan Produksi menanyakan, "Apa kau pagi pagi meringankan mabukmu"
Ji Ho berkata, "Aku minum air madu sebelum tidur, jadi paginya aku merasa baik baik saja. Suamiku yang membuatkannya.  
Ji Ho lanjut bertanya menanyakan hal penting sebelum menandatangani kontrak menulis,
Ji Ho berkata," Pria yang hampir menikah denganmu, bagaimana reaksimu kalau kau bertemu dia, apakah kau akan mencintainya lagi.?
Bagi Pimpinan Produksi pertanyaan JI Ho agak sedikt aneh, dia pun berkata, "Aku bertemu dengannya secara tak sengaja sewaktu berada di komplek rumahmu. 
Ji Ho melanjutkan," Hari itu juga suamiku keluar rumah menjemputku, Se Hee ssi. 

Curhat Se Hee kepada Direktur Park 
Sementara itu di kantor Se Hee terus memperhatikan kartu nama Ko Jung Min. Dari arah belakang Direktur Park mengangetkan Se Hee. Kartu nama Jung Min terlihat oleh Direktur Park. Se Hee curhat ke Direktur Park.
Se Hee berkata, "Apa yang harus kukatakan padanya?,aku bahkan tidak tahu harus mulai dari mana. Apa yang harus kukatakan dan apa yang harus tidak kukatakan? Haruskah aku memberi tahu Ji Ho kalau dulu aku berkencan Dengannya? Haruskah kuberitahu kalau dulu semua berantakan karena aku dulu belum dewasa. Apapun yang kukatakan itu tetap akan menyakiti hatinya. Ji Ho itu lagu. Aku tidak ingin menyakitinya dengan menceritakan masa laluku. 
Direktur Park baru tahu ternyata bukan Jung Min yang Se Hee khawatirkan tapi Ji Ho. Direktur Park berlalu meninggalkan Se Hee yang masih duduk termenung.

Di sebuah bangku taman yang indah, dengan dedaunan kering tertiup oleh angin, Se Hee masih terus memperhatikan kartu nama Ko Jung Min.
Narasi Se Hee...
"Kupikir aku bisa bertemu lagi dengannya lagi, walau sekali dalam hidupku. Aku bahkan memikirkan apa yang harus kulakukan saat itu terjadi, "kabarmu baik?" , "Lama tak jumpa", tapi begitu aku bertemu kau, aku menyadari aku khawatir dengan orang lain (Se Hee mengingat istrinya Ji Ho), kapan sebenarnya itu bermula?. Padahal kukira satu satunya yang tersisa dalam hidupku hanyalah daun musim gugur yang kering. Padahal kukira sisa hidupku aku akan menghabiskan waktu sendirian menunggu daun berguguran. Padahal aku tidak ingin melakukan apapun yang bisa mempengaruhi hidup orang lain. Padahal kukira aku tidak akan pernah membuat seseorang menangis lagi. "
Kini Se Hee menyadari hatinya sepenuhnya hanya untuk Ji Ho, sang istri.

Se Hee berjalan menuju sebuah toko buku, dia memilih dan membeli sebuah buku yang berjudul, "Walau Tak Ada Apapun Yang Akan Berubah Jika Kau Menangis".  
Se Hee yang menuju rumahnya, di sapa oleh petugas keamanan kompleks, seseorang ingin bertemu Se Hee, yakni sutradara Gye Yong Seok. Sutradara ini meminta gugatan di cabut,
Se Hee yang tidak mengetahui apa apa kini baru tahu alasan Ji Ho berhenti menulis karena tindakan sutradara ini yang hampir memperkosa Ji Ho. Membuat Se Hee marah.
Marah karena Ji Ho diperlakukan seperti itu, Se Hee mengingat  tengah malam buta Ji Ho datang berjalan dan hanya  memakai baju piyama.
Tangan Se Hee sedikt terluka dan berdarah,  dia membalut tangannya. Sepertinya sudah mengajar sutradara itu.

Percakapan Ji Ho dan Pimpinan Produksi  Go Jung Min (penuh makna) 
Mereka makan bersama, di sebuah restoran.  Suasana terlihat santai.
Pimpinan Produksi berkata, Soal Se Hee, jika aku menjawab aku bakal senang jika aku kembali bersatu dengan Se Hee, lantas bagaimana kesimpulanmu? 
Ji Ho berkata, "Kalau seperti itu jawaban mungkin aku akan menjadi musuhmu. 
Go Jung Min tersenyum, dia pun berkata, apa kita harus bertarung seperti layaknya kucing dan anjing disini?  
Ji Ho menjawab," Aku akan menunggu hatinya Se Hee ssi. 
Go Jung Min bertanya, "kenapa? Apa karena pernikahanmu yang dilakukan berdasarkan  kontrak?  
Ji Ho berkata," Walaupun kami menikah tanpasyarat apapun aku juga akan melakukan hal yang sama. Karena pasangan suami istri tidak selalu memenangkan hati pasangannya." 
Go Jung Min berkata, "tapi menurutku pernikahan itu cara resmi menyatakan bahwa pasangan telah memenangkan hati masing masing. Jadi walau sudah menikah pun dan tak saling mencintai lagi tetap rasanya sulit berpisah.   
Ji Ho berkata," Kalau itu aku tidak tahu. Karenaini pertama kalinya aku menikah. Ini pertama kalinya juga aku mencintai seseorang. Jadi aku tidak tahu banyak soal ini. Memenangkan hati seseorang bukanlah suatu permainan. Melainkan terjadi begitu saja. 
Tolong jangan beritahu Se Hee kalau aku tahu soal kalian. Selamat tinggal.

Di mobil Ko Jung Min duduk termenung, mengingat peristiwa yang lalu, ketika dirinya ingin pergi dari kehidupan Se Hee. Wajahnya sedih penuh dengan linangan airmata.
Jung Min menulis di Secarik kertas, " Kembalilah kehidupmu dan hiduplah dengan baik. Sebagai gantinya jangan pernah jatuh cinta pada siapapun karena kau tidak berhak mencintai.
(inilah yang tertera melekat di buku puisi yang dahulu Ji Ho baca) 
Jung Min berkata," benar, memenangkan hati seseorang bukanlah suatu permainan. Dia cepat sekali mengerti. Aku iri pada penulis Ji Ho.
Sementara itu di kantor, ada laporan dari asistennya, Jung Min sudah mengetahui jika Se Hee telah memukul sutradara itu. Sutradara itu memohon gugatannya di cabut.

Di tempat yang berbeda Ji Ho mencari sebuah buku, "Walau Tak Ada Apapun Yang Akan Berubah Meski Kau Menangis". Ternyata stok sudah habis. (Sebenarnya Se Hee suda membeli buku yang Ji Ho cari).

Pertemuan Se Hee dan Ko Jung Min
Se Hee datang ke kantor Jung Min, Se Hee begitu khawatir dengan Ji Ho yang bekerjasama dengan Jung Min. Jung Min ternyata bukanlah tipe pendendam dengan cinta lama apalagi akan menyakiti Ji Ho.
Se Hee pun menceritakan pada saat pernikahannya dahulu, dirinya sudah berjanji dengan ibu Ji Ho, untuk mendukung impian Ji Ho jika ingin menulis lagi. Se Hee meminta bantuan Jung Min, Se Hee berkata, "Kau tahu bagaimana cara membuatnya untuk tidak menyiakan impiannya?.  
Jung Min berkata," selama 12 tahun baru bertemu cinta lama, hanya bisa berkata seperti itu. Aku agak kecewa. 
Se Hee meminta maaf, Se Hee juga baru tahu alasan Ji Ho berhenti menulis, satu satunya hal yang bisa kulakukan adalah menghajar pria itu.
Lanjut Se Hee mengatakan, "Kudengar kau produser yang hebat, Jung Min ah jangan memperlakukannya  sebagai istriku, tapi sebagai penulis. Aku mohon. 
Jung Min tersenyum mendengar Se Hee berkata seperti itu.
Di depan Lift Jung Min mengantar Se Hee, Jung Min bertanya, apa kau pernah mengungkapkan atau mengaku kalau kau menyukai penulis Yoon?, Menurut Se Hee itu tidak perlu di ungkapkan dengan kata-kata.  Jung Min mengingatkan, Se Hee juga tidak pernah mengaku kepada dirinya dulu.
Jung Min berkata, "Tahukah kau,  kata kata bisa bertahan lama saat kata kata bisa menggapai hati orang lain." 
Pertemuan Ji Ho dengan Ayah Se Hee 
Ji Ho menerima telepon dari ayah Se Hee. Ji Ho da Ayah Se Hee bertemu.  Ji Ho mengatakan juga sudah berhenti bekerja paruh waktu, namun menjadi penulis untuk sebuah drama. Sepertinya Ayah Se Hee ingin agar Ji Ho fokus mengurus rumah tangga
Ayah Se Hee memberikan buku tabungan untuk membayar rumah, dan sisanya untuk biaya untuk Ji Ho melahirkan kelak.Ji Ho sudah menolak namun ayah Se Hee tetap ingin agar Ji Ho menerimanya.
Namun sebelum beranjak, Ji Ho menahan tangan Ayah Se Hee. Ji Ho hendak mengatakan sesuatu... (entah apa yang Ji Ho bicarakan)

Perjalanan pulang Ji Ho sangat sedih, Ji Ho kerumah Soo Ji. Mereka minum bersama, Ji Ho bercerita tentang film favoritnya yang sudah dia tonton 10kali. The Graduate,  cerita cinta tentang Ben dan Elaine. Ji Ho kini mengerti mengapa wajah mereka kabur dari pesta pernikahan dengan penuh kegembiraan tapi entah bagaimana mereka terdiam setelah naik bus. "Sepertinya mereka cemas dan tidak tahu harus berbuat apa." Aku tidak mengerti saat aku masih remaja tapi sekarang aku bisa.  
Soo Ji berkata, "kenapa? Apa itu yang kau alami antara kau dan majikan rumahmu? Berat bagimu? 
Ji Ho menggangguk iya. (Ji Ho sangat sedih, nampak matanya merah dan berkaca kaca,  menahan bulir bulir air matanya) 
(jujur saja melihat scene ini hati saya tersenyum menyaksikan kesedihan Ji Ho, hati Ji Ho yang lelah, entah apa dia bisa bertahan di sisi Se Hee ).

Di Taxi Ji Ho termenung pikirannya menerawang sesekali dia memejamkan matanya, nampak di tangannya sebuah buku tabungan pemberian ayah Se Hee.

Narasi Ji Ho...
"Aku menyadarinya saat aku menemukan cinta, alasan pernikahan kita mudah terlaksana karena kita tidak jatuh cinta"
Ji Ho mengingat saat hari pernikahan memakai di bus menuju tempat pernikahan.
Ji Ho mengingat saat ayah Se Hee menginginkan anak.
"Apa aku lebih terluka lagi, saat aku jatuh cinta padanya. "

Terungkap Betapa Se Hee sangat menyukai Ji Ho... (Se Hee sudah melupakan Jung Min) 
Se Hee  di atas Bus membaca sebuah   buku baru yang baru saja dia beli berjudul, Meskipun Tidak Ada Apapun Yang Akan Berubah Meski Kau Menangis",  kata kata terlahir dari mulut orang dan mati di telinga orang"...  
Bahkan tiba di rumah, dia menatap buku puisinya pemberian Jung Min, tapi ada beberapa kata yang takkan mati, Se Hee memandang Secarik kertas kuning tulisan Jung Min. "Jangan pernah mencintai lagi karena kau tak berhak mencintai". Kata kata yang masuk ke dalam hati orang dan bertahan.  
Kata kata itu bertahan di hatiku selama 12 tahun, sejak kapan kata kata ini menghilang seperti ini?. Aku tidak bisa menyingkirkan kata tata ini dari hatiku, entah sekeras apa aku mencobanya. 
Ini bukan suatu kebetulan... Se Hee mengingat Ji Ho. 
Saat Ji Ho berkata, "Jangan sengaja beri batas antara kita" 
Saat bersama Ji Ho di pantai Namhae, Se Hee teringat setiap kata yang diucapkan Ji Ho kepadanya, "kata kata hangatnya menumpuk di hatiku. Kata katanya bertahan dalam hatiku yang sudah mati."

Se Hee memegang kalung nama Woori berarti "kita" (bahasa Indonesia). Se Hee memasangkan di leher kucing kesayangannya. Sebenarnya kalung nama Woori berarti "kita" adalah kalung nama pemberian Ji Ho kepada kucing.  
Ji Ho sudah pernah membuangnya karena Se Hee tidak menginginkannya, namun kini Se Hee memasangkan sendiri ke kucingnya.
(Berarti Se Hee sudah menganggap Ji Ho bagian dari kehidupannya) namun bagaimana dengan Ji Ho...???)

Ji Ho  turun dari taksi, kedatangannya disambut hangat oleh  Se Hee suaminya, Ji Ho kelihatan lelah, Se Hee ingin menggenggam tangan Ji Ho namun sepertinya Ji Ho yang tidak semangat berjalan.
Ji Ho berkata, "Aku sudah menandatangani kontrak dan pimpinan produksi sangat baik.  
Tiba di rumah mereka di sambut oleh kucing, seolah Se Hee ingin memperlihatkan kalung nama kucing, namun Ji Ho belum melihatnya. Ji Ho dan Se Hee hampir secara bersamaan ingin memberitahukan sesuatu. Ada hal yang ingin di sampaikan.
Sehabis berganti pakaian, Ji Ho sudah mempersilahkan Se Hee lebih dulu berbicara, namun Se Hee tidak bisa melanjutkan kata kata yang ingin disampaikan. Se Hee mempersilahkan Ji Ho saja lebih dulu.
Ji Ho berkata, "Aku ingin kontrak kita, aku ingin mengakhirinya sekarang."
Se Hee terpana dan kaget mendengarnya, dia pun berucap dalam hati," Kata kata selalu lebih lambat daripada hati. " 

Baru kali ini Se Hee ingin jujur dengan perasaananya, ingin mengaku ke Ji Ho kalau dirinya menyukai sang istri Ji Ho. Namun Ji Ho ingin mengakhiri kontak pernikahan mereka.

Sepertinya Se Hee sudah menyadari hatinya hanya untuk Sang istri Ji Ho. Dia sudah mulai khawatir memikirkan istrinya, bahkan dia rela memukul orang karena marah istrinya diperlakukan seperti itu oleh sutradara. 
Namun Sang Istri Ji Ho belum mengetahui perasaan Se Hee yang sebenarnya, dia kelihatan lelah menunggu, dia menganggap tak ada ruang untuknya di hati sang suami Se Hee. 
Sabar yah Ji Ho ssi, Fighting... 
Ayo Se Hee ssi  harus berani mengungkapkan perasaannya kalau dia menyukai sang Istri Ji Ho. Dia sudah melupakan sang mantan yang pernah ada di masa lalu.
Kehadiran Ji Ho di sisi Se Hee memberi energi tersendiri bagi Se Hee. Betapa luka hatinya selama 12 tahun telah terlupakan. Ini semua berkat Ji Ho.

Jangan Lewatkan Episode Sebelumnya Because This is My First Life
Selanjutnya Because This is My First Life Episode 15

Annyeong Haseyo,... Kamsahamnida...
Terima Kasih telah membaca di blog ini sista pembaca Kdrama...
NO SPAM, Berikan Komentar yang relevan dengan pembahasan...
NO COPAS... HARGAI SEMANGAT PENULIS...
Salam K Drama... FIGTHING SIST...

Baca Juga : Curhatku mengenai arti sebuah tulisan

Baca Juga  : Review Kdrama Black Knight
Baca Juga : Review Kdrama Judge Vs Judge or Nothting to Lose




Postingan populer dari blog ini

Temperature of Love update 3

Hyun Soo dan Jung Sun kini bersama lagi...terlihat bahagia. Ikuti Yuk Kisahnya...  Kondisi keuangan Restoran Good Soup berangsur angsur sudah mulai membaik, berkat dukungan dana investasi Direktur Park. Beberapa waktu yang lalu Jung-Sun pernah tampil di sebuah acara tv, Star Favorit Dish, menu spesial Aktris Lee Dell Hee. Dia memenangkan kompetisi memasak tema masakan kesukaan sang Aktris, dengan juri sang Aktris sendiri. Dia memuji ketampanan Jung-Sun.dan memuji masakan Jung-Sun. Hak Cipta Gambar SBS Dia pun berkata, " Aku merasa seperti kembali ke usia 20 an lagi saat menjelajahi jalanan kota Paris bersama suamiku, melelahkan tapi aku merasa senang. Chef Jung-Sun berkata," Terima kasih,  inilah alasanku memasak. Aku ingin membuat orang bahagia meski hanya untuk sementara.  Setelah itu Jung Sun melakukan wawancara terbuka dengan media dan memposting fotonya. Jung-Sun yang tampan dan pandai memasak, dalam waktu singkat sosoknya menjadi terkenal. Banyak pengun