Langsung ke konten utama

Judul Kdrama

Review Kdrama Hwayugi or Korean Odyssey

Episode 16 Because This is My First Life (END)

" Apa kau sadar betapa aku merindukanmu, apa kau sadar betapa berat itu bagiku?".  Ji Ho kembali mengulangi ucapan Se Hee kepadanya. Ji Ho tersenyum bahagia dan terharu.  

" Padahal sebelumnya kau tidak pernah mengutarakan perasaanmu. Terimakasih sudah membuka kamar 19 mu. Maafkan aku karena aku meninggalkanmu di saat saat terberatmu."
Selama ini, itulah yang ditunggu Ji Ho, Se Hee akhirnya bisa  mengutarakan perjasaannya. (ada yang berbahagia nie... Cieeee) 

Simak yuk kisahnya...  Episode Terakhir 

Sehari sebelum Ji Ho meninggalkan rumah, saat Se Hee pulang dalam keadaan mabuk berat, Ji Ho yang sedang memandang wajah suaminya tiba tiba dikejutkan dengan panggilan telepon dari ibunya.
Ji Ho menerima telepon dari ibunya, adik iparnya baru saja habis melahirkan. Bayinya laki-laki. Keluarga sangat bahagia memandang wajah imut sang bayi yang baru terlahir di dunia.  Ayah Ji Ho menangis terharu, begitu pula adik Ji Ho menangis dirinya sudah menjadi ayah.
JI Ho memberitahukan ibunya dirinya memutuskan bercerai. Ibunya kaget, namun dia mengerti itu semua keputusan Ji Ho, Ji Ho ketika memutuskan sesuatu mana bisa mengubah keputusanmu.
Ibunya juga pernah dahulu saat Ji Ho masih kecil ibunya  berencana menceraikan ayah Ji Ho namun dia mengurungkan niatnya karena mengingat saat saat mereka pacaran dahulu. Ibu Ji Ho mengatakan, "Jika ibu berpisah dengannya, ibu pasti merindukannya seumur hidup. Dia selamanya bersemayam di dalam hati ibu dan ibu pasti akan sangat merindukannya. Ibu putuskan harus tinggal bersamanya."
Nasehat Ibu Ji Ho kepada Putrinya Ji Ho... 
" Semua orang hidup dengan cara yang sama, tak ada bedanya. Namun menyimpan baik-baik saku bintang untuk itu itu hal terpenting. Meskipun hidup kita hampir sama terkadang ada momen yang berkilauan. Kapanpun itu terjadi jangan kau sia sia kan. Simpan momen itu disaku bintangmu. Dengan begitu bila keadaan menjadi berat. Kau bisa mengambil satu bintang dari saku bintang itu dan mendapatkan kekuatan untuk bertahan."  
Ji Ho melanjutkan ucapan ibunya,"Karena itulah aku akan bercerai, agar aku tidak ingin  kehilangan bintang itu. Karena aku ingin saku bintangku dipenuhi oleh satu bintang yang bersinar."
Ibu Ji Ho merasa Ji Ho sudah berbicara omong kosong. (Hehehe..)

Ji Ho berada di Bus dalam perjalanan pulang ke rumah.
Narasi Ji Ho 
 "Perkataan indah ibu isinya kalau keluarga itu hadiah. Pernikahan itu suara hal yang bersinar. Pernikahan itu suatu hal yang membuatmu mengingat lagi walau kau benci pernikahan itu. Untuk pertama kalinya aku merasa malu karenanya. 

Esok harinya Ji Ho siap siap meninggalkan rumah. Jalan jalan seorang diri. Se Hee mengantarkan hingga di depan pintu. Mereka pun berjabat tangan.
Ji Ho dalam perjalanan memikirkan Se Hee... Dia membawa foto pernikahannya.
Narasi Ji Ho
"Karena hubungan kami bermula dari jabat tangan maka kurasa untuk mengakhirinya harus dengan jabat tangan. 
BAGIAN PERTAMA dari hubungan kami memang PERNIKAHAN tapi aku ingin BAGIAN BAGIAN KEDUA hubungan kami CINTA. 

Karena Ini Kehidupan Pertamaku... 
Kehidupan Se Hee setelah kepergian Ji Ho
Se Hee akan segera menjual rumahnya. Kenangan tak terlupakan di rumah ini bersama Ji Ho. Kepergian Ji Ho dari rumahnya membuat  Se Hee kehilangan Ji Ho. Se Hee  mulai mengingat Jejak jejak kenangan yang manis saat Ji Ho tinggal bersamanya. Se Hee menatap sedih setiap ruangan, terasa kehadiran  Ji Ho membekas disetiap sudut rumah.
Se Hee merasa Ji Ho selalu hadir di rumahnya, betapa berat bagi Se Hee. Se Hee sangat merindukan istrinya JI Ho. Terutama kamar ini, tempat tidur ini, mengingatkan semua hal tentang Ji Ho.
Se Hee masuk ke kamar Ji Ho... 
Se Hee mendapatkan  Sepucuk Surat dari Ji Ho. Ji Ho simpan di kamar ini sebelum dirinya meninggalkan rumah. Se Hee membaca surat Ji Ho... 
Untuk Se Hee ssi, "Apa hari ini kau menonton bola. Kabar si kucing baik-baik saja?, sudah berapa lama waktu terlewat sampai kau akhirnya menemukan surat ini?. Pasti saat kau masuk ke kamar ini setelah aku pergi. Sebenarnya aku pernah masuk sekali ke kamarmu, lalu aku melihat buku puisi kesukaan dan Aku juga tahu kalau pimpinan Ko pemilik buku itu. Maafkan aku Se Hee ssi." 
"Konon orang Mongolia, kalau mereka mati jenazahnya tidak dikubur atau dipromosikan. Tapi Jenazah mereka diangkut di gerobak dan di taruh disuatu tempat yang tidak diketahui. Kemudian orang Mongolia pergi ke tempat itu lagi dan memeriksa jenazahnya. Mereka berkabung jika mayatnya masih di sana. Tapi kalau tulang putihnya masih ada, mereka kembali dengan rasa kebahagiaan.
"Aku juga kalau aku kembali lagi ke kamar ini setelah aku pergi, aku penasaran apa yang akan tersisa dalam hatiku." (surat ini mengisyaratkan bahwa sebenarnya Ji Ho akan kembali). 

Se Hee sudah tidak kerja lagi, dia mengambil cuti selama 20 hari, ternyata hanya tinggal di rumah bosan sendirian. Se Hee banyak menghabiskan minuman hanya untuk mengobati kegundahan hatinya. Teman bicaranya, Woori yang selalu bersamanya. Ternyata Ji Ho yang memasangkan kalung Woori di leher kucing.  Menonton bola sudah tidak menarik lagi untuknya. 

Begitu juga dengan Won Soek meninggalkan  rumah atap, dia masih terus mengingat Ho Rang. Kenangan Ho Rang bersamanya masih membebaskan di rumah ini. 

Di sebuah warung makan, Pria pria kesepian setelah di tinggal pergi, Se Hee minum bersama Won Seok. Kesedihan di menyelimuti wajahnya. Won Seok menegurnya karena dia makan daging mentah, Se Hee menganggap tidak masalah baginya, asalkan bisa memenuhi perutnya. Won Seok menanyakan Ji Ho bepergian kemana, Se Hee menjawab mungkin ke Mongolia.
Karena Se Hee menjual apartemennya, Se Hee ingin meninggalkan apartemennya. Kemana saja asalkan tidak kembali ke rumah itu. Rumah kesayangannya kini menjadi rumah kenangan saat saat bersama Ji Ho istrinya.

Keesokan harinya Se Hee ke kantor,  dia nampak tidak bersemangat lagi bahkan saat teman kerjanya merilis game terbaru, mereka semua bersorak riang, Se Hee melihat dengan tatapan lesu. 

Se Hee masih cuti, Direktur Ma kaget dengan kondisi Se Hee. Seakan tidak ingin bekerja lagi.  Won Seok menawarkan tempat tinggal untuk Se Hee bahkan dia memberikan kunci untuknya di rumah atap. Rumahnya kecil mungkin tidak cocok untuk Se Hee, ujar Won Soek. Se Hee mengatakan asalkan tidak kembali ke rumahnya, tidak masalah yang dia butuhkan hanya tempat tinggal dan tempat makan. 
Se Hee menuju rumah atap milik Won Seok dan Ho Rang dahulu. Bahkan dia menata kamar persis struktur kamar Ji Ho di rumahnya dahulu. 

Kemana sih sebenernya Ji Ho.. 
Ji Ho bukan di Mongolia seperti tebakan Se Hee, ternyata Ji Ho  lagi asyik nih di tempat sauna bersama Ho Rang. Mereka bercerita dan tertawa bersama. Bermain game bersama. Seru melihat keceriaan mereka. Ji Ho bercerita tentang liburannya selama ini.
Ho Rang menawarkan rumah atapnya kepada Ji Ho karena Won Seok sudah tidak ingin tinggal di tempat itu lagi.
Sebenarnya Ji Ho yang lagi liburan tinggal di sebuah guest house. Penghuninya kebanyakan orang asing jadi terasa seperti di luar negeri. Insadong di sekitar kota Seoul juga.  Ji Ho curhat ke bule asing yang sama sekali tidak mengerti bahasa korea, hehehe... Ji Ho menonton bola lewat layar handphonenya, Ji Ho mengingat saat menonton bola bersama Se Hee. Ji Ho juga berkata, "Besok aku ikut kelas membikin kue tart untuk ex husband... Si bule wanita itu tidak mengerti ucapan Ji Ho, Hehehe... 

Pagi hari, Ji Ho asyik mengikuti kelas belajar buat kue tart. Membuat Kue tart yang cantik...
Chef mengatakan,"Pikirkan orang yang akan menerima kue nya, kue itu bisa menjadi hadiah yang bagus untuk banyak kesempatan termasuk pengakuan cinta."  
Melihat Ji Ho yang sedang menghias kue, Chef nya berkata, cantiknya.. Ji Ho tersenyum senang, chef berkata lagi, rakun nya yang cantik (gambar kucing yang Ji Ho tempel di kue tart nya, hehehe)... Ji Ho agak kesal, hehehe... 
Kemudian setelah itu, Ji Ho menuju  berada di rumah atap, heran mengapa barang Won Seok masih ada, struktur kamar terasa tak asing baginya.
ketika berbaring di tempat tidurnya terasa nyaman..(Ji Ho tidak menyadari bahwa itu sepreinya sewaktu tinggal bersama suaminya Se Hee). Ji Ho datang siang hari.
Pada malam harinya, Se Hee datang bersama kucingnya Woori, namun  Se Hee belum tahu kalau Ji Ho juga akan menempati kamar atap. Begitu pula Ji Ho.

Bukti dari suratnya  kalau Ji Ho akan kembali lagi...namun Se Hee sudah tidak tinggal lagi. 
Ji Ho membawa kue tart buatannya ingin menghadiahkan kepada Se Hee. Dia menuju apartemen Se Hee namun Ji Ho terperanjat orang lain yang membuka pintu. Orang itu mengaku sebagai pemilik baru di rumah itu.
Ji Ho dalam perjalanan pulang sambil membawa kue tart buatannya, dia sangat sedih, dan heran mengapa Se Hee sampai meninggalkan rumah kesayangannya. Dia menelpon berulang ulang namun Se Hee tidak menjawab teleponnya. 
Ji Ho kembali ke rumah atap, duduk di luar dia masih memikirkan keberadaan Se Hee. Ji Ho menatap Kue tart buatannya, Melihat lihat handphonenya melihat foto omelet yang pernah Se Hee buatkan untuknya. 
Suasana begitu indah, dari rumah atap nampak cahaya lampu kota Seoul, menatap ke atas langit terang dengan bintangnya. Padahal Ji Ho datang untuk menyatakan perasaannya, ingin memulai kembali bersama Se Hee dengan memberikan kue tart.
Narasi Ji Ho..
"Aku ingin meninggalkan kamar itu dan mengelilingi Seoul selama berbulan bulan, untuk mengetahui apa yang tersisa dalam hatiku, jujur terkadang aku sangat membencinya, Aku juga telah banyak terluka, Apa kita memiliki saku bintang sendiri yang bisa menyatukan kita bersama sepanjang malam. Apa adakah satu saku bintang untuk kita?, Aku penasaran sebenarnya saat aku menoleh kebelakang apa yang tersisa dihatiku bukanlah kebencian atau rasa sakit. Melainkan kerinduan. Betapa aku merindukannya. Saku bintangku sudah penuh. Dimana dia sebenarnya... 
Ji Ho yang sedang berbaring menikmati langit malam, menerima telepon dari Soo Ji, suara Soo Ji terdengar, "Kau sudah pindah ke rumah atap, apa mungkin kau bertemu dia?  
Ji Ho masuk kedalam rumah, seakan tak percaya sosok yang di rindukan dan dicarinya kini tertidur pulas, Ji Ho memandang Se Hee  dalam dalam, menyapa kucing" Woori", "Apa kau kesini bersama abangmu naik taksi?.  
Ji Ho diam sejenak memandang sekeliling isi kamar, See Hee tidur sambil memeluk bantal siput milik Ji Ho. Ji Ho duduk memperhatikan Se Hee yang lagi tidur lelap lalu kemudian berbaring menyentuh wajah Se Hee. Se Hee membuka mata mengira dirinya masih bermimpi, pengaruh minum yang banyak, Se Hee merasa masih bermimpi melihat Ji Ho.
Se Hee mengatakan, Ji Ho ssi, "Aku tadi melihat tasmu dan sekarang kau berada dalam mimpiku.  
Ji Ho mengatakan, kau pasti sangat merindukanku sampai aku muncul di mimpimu."
Se Hee menanyakan tentang liburan Ji Ho ke Mongolia pasti menyenangkan karena tanpa dirinya. 
Ji Ho berkata," sama sekali tidak menyenangkan, Aku sangat merindukanmu, setiap hari aku merindukanmu. Saranghaeyo... Saranghaeyo mani Se Hee ssi... (Aku mencintaimu sangat Se Hee Ssi).  
 Se Hee mendengarnya dengan  mata berkaca kaca, bahkan dia meneteskan air matanya, "Dasar kau jahat, aku tahu kau tidak berada disisiku saat aku bangun nanti, kau pasti tak ada. Jadi kenapa kau bilang kau mencintaiku? Kau jahat Ji Ho ssi. 
JI Ho meminta maaf," Aku sekarang tidak akan kemana mana lagi."
Se Hee mengatakan, "Kenapa mimpi ini begitu menyedihkan? Walau begitu aku senang, melihatmu seperti ini pun aku senang. Meskipun dalam mimpiku aku senang.  
Se Hee masih mengira dirinya cuma bermimpi, Ji Ho terharu  mendengarnya, hingga bulir air matanya tak terasa jatuh membasahi wajahnya. Ji Ho terharu sekaligus bahagia bersama kembali suaminya Se Hee.
Pagi yang cerah Se Hee terbangun, langsung meminum air yang sudah tersedia, rasanya teh yuzu. Se Hee heran, siapa yang membuat teh ini. Se Hee berbicara dengan kucing Woori, "Jangan bilang kau sendiri yang membuat teh yuzu ini. Kurasa aku menderita demensia alkohol."

Se Hee keluar kamar, Ji Ho yang sedang menjemur pakaian nampak menyapanya," Kau sudah bangun?. Se Hee terpana dan tak percaya Ji Ho kini berada di depannya, Ji Ho melarang Se Hee minum minuman pagi pagi, dia mengajak sarapan, menyuruhnya mandi. 
Tampak Ji Ho menikmati kepiting pedas, Se Hee mengatakan,  tiba tiba muncul makan kepiting, kita menikah dan kau menghilang karena ke Mongolia, tidak memahami seperti ini. Ji Ho segera beranjak ingin pergi, Ji Ho berkata, kau mau aku pergi sekarang?  
Se Hee menahan Ji Ho, bukan begitu. Kau kemana saja? Kemana saja kau? 
Ji Ho berkata, "Insa dong.". Se Hee jelas marah namun dia masih belum mengakui, Ji Ho dengan becanda berkata, "kau marah yah?  
Akhirnya Se Hee marah di depan Ji Ho, Se Hee mengungkapkan isi hatinya," Kalau kau di Insa dong teganya kau tidak menelponku, kau sedekat itu teganya kau tak pernah mengunjungiku,  kau sadar betapa aku merindukanmu? Apa kau sadar betapa berat itu bagiku? 
Mendengar ungkapan hati Se Hee Ji Ho tersenyum bahagia menatap Se Hee, Se Hee heran melihat Ji Ho tersenyum, hehehe...
Se Hee mengatakan, "Kau tersenyum sekarang? Kau membuatku jadi gila. Kau sampai membuatku menjual apartemenku. Bisa bisanya kau tersenyum sekarang? 
Ji Ho mengatakan, Se Hee ssi kau pasti sedang kesal sekarang. (Ji Ho mengulang ucapan Se Hee tadi)," Ini pertama kalinya aku melihatmu seperti ini." Apa kau sadar betapa aku merindukanmu, apa kau sadar betapa berat itu bagiku?".  Padahal sebelumnya kau tidak pernah mengutarakan perasaanmu. Terimakasih sudah membuka kamar 19 mu. Maafkan aku karena aku meninggalkanmu di saat saat terberatmu. 
Ji Ho tersenyum, "Kau mau kupeluk?  Kita sudah lama tak jumpa, ayo pelukan. Se Hee menjauh, tak mau.  
Ji Ho tersenyum masih terus dekat dekat Se Hee, pada akhirnya Se Hee dan Ji Ho akhirnya berciuman.  

Bagaimana kabar Won Seok dan Ho Rang... 
Bo Mi mengajak Won Seok berkencan karena pada aplikasi tingkat kecocokan mereka 91,66%, namun Won Seok menolak dengan halus dengan bahasa sistem komputer,hehehe... Bo Mi memberi tahu Won Seok, bahwa Heol akan melamar Ho Rang, segera kesana secepatnya.
Heol yang sudah mempersiapkan rencana pernikahan dan sebagainya mengajak Ho Rang ke Bali. Namun Ho Rang meminta maaf tidak bisa menerima perasaan Heol karena dirinya masih mencintai mantan kekasihnya. Bahkan cincin pertunangan dari Won Seok masih Ho Rang bawa disakunya. Hal memahami dan bisa mengerti.
Pada akhirnya  Won Soek berlari menemui Ho Rang, mengaku bersalah dan meminta maaf ingin diberi kesempatan sekali lagi. Mereka kembali lagi. Bahkan Ho Rang yang lebih dahulu berkata, "Maukah kamu menikah denganku?"  Won Soek terharu mendengarnya mestinya dirinya yang lebih dahulu melamar Ho Rang.  

Bagaimana kabar Direktur Ma dan Soo Ji 
So Ji sudah mulai membuka diri bahkan mengajak Direktur Ma makan ramyon di rumahnya. Soo Ji berhasil menjadi CEO perusahaan yang dia dirikan sendiri. Soo Ji mengajak Direktur Ma menikah, membuat Direktur Ma terpana, karena dari dulu Soo Ji tidak ingin menikah.
Direktur Ma tersenyum senang, melihat di  dalam mobil boneka Soo Ji sudah tidak sendiri lagi, ada pasangannya, hehehe...

Pasangan Ji Ho dan Se Hee... 
Ji Ho membangunkan Se Hee, namun Se Hee masih ingin tidur karena swlama ini dirinya kurang tidur. Ji Ho mengajak makan malam, setelah itu bisa tidur lagi.
Se Hee menawarkan membuatkan Ji Ho nasi omelet, Ji Ho langsung berkata pesan ayam goreng saja. (Ehm Nasi omelet buatan Se Hee kan rasanya mentah bawangnya, hehehe..)  
Indahnya malam itu, di teras rumah atap mereka minum dan makan bersama.
Se Hee tahu dari Jung Min ternyata Ji Ho tidak menandatangani kontrak menulis. Padahal kesempatan itu berharga.
Ji Ho mengatakan, "Pimpinan Ko Jung Min dan Ayahmu membantuku menyadari apa yang seharusnya kupertahankan. Aku tidak boleh mengorbankan cinta, Aku bukannya mengorbankan apapun, cintalah yang kupilih.  

" Jatuh cinta bukanlah sesuatu yang bisa mudah di dapat dalam hidup ini. Sulit sekali mendapatkannya. Jadi jika pernikahan kita hanyalah suatu sistem yang menyakiti cinta kita kurasa aku tidak ingin menikah denganmu bahkan kelak nanti. Bagaimana menurutmu Se Hee ssi? " 

Se Hee berkata, "Aku tidak ingin menjauh darimu Ji Ho ssi dan juga aku ingin menjadi wali sahmu agar aku selalu bisa berada disampingmu apapun yang terjadi. Namun aku sangat sepaham, pernikahan bisa mengubah jalan cinta kita. 
" Aku tidak ingin perasaan kita terluka karena tradisi keluarga yang tidak penting dan aturan dari orang tua kita. Untuk saat ini mari kita cari tahu bagaimana menghadapi mereka.". 
Ji Ho tersenyum bahagia mendengarnya. 
Cantiknya senyum Ji Ho... Duh...


Pagi hari yang cerah, Ji Ho menerima SMS dari pimpinan produksi Ko, "Aku sudah dengar dari pengacaranya. Selamat atas langkah pertamanya langsung sukses. Dan perusahaan lain akan segera menghubungimu. Aku mempromosikan tulisanmu yang menyuarakan hati penggemar. Kuharap kau menulis apa keinginanmu."
Ji Ho menelpon suaminya Se Hee, nama Suami dikontak handphone sudah berubah menjadi "kekasihku (tanda love)" 

Se Hee datang ke kantor dengan penuh semangat bahkan menyapa rekan sekerjanya. Dia tidak lagi sedih seperti kemarin. Direktur Ma kaget dan tak percaya mengira Se Hee akan berhenti kerja. Se Hee menerima telepon istrinya JI Ho, Se Hee sudah mengganti nama istri menjadi "kepunyaanku" (tanda love). Tingkah Se Hee menerima telepon terlihat oleh Direktur Ma dan rekan sekerjanya, Se Hee rada genit gitu deh... Hehehe...

Tak beberapa lama waktu terus berlalu sudah 3 tahun pernikahan Se Hee dan Ji Ho terdaftar secara resmi.
Narasi Ji Ho 
Menurut Gary Backer seorang pakar sosiologi, orang menikah kalau mereka dapat keuntungan. Di sisi lain Goethe seorang penulis berkata tidak ada hal yang mendasar berdasarkan kebahagiaan kecuali pernikahan. Pernikahan merupakan awal dari suatu hubungan. 

Ji Ho yang lagi menyelesaikan ketikan naskah dramanya nampak kelelahan, Se Hee dengan penuh perhatian memberikan minuman ginseng. Setelah itu Ji Ho duduk di kursi pijat. Se Hee datang lagi menawarkan minuman.


Narasi Ji Ho  (tercetak tebal miring)
"Kami resmi mendaftarkan pernikahan kami tiga tahun lalu. Dengan pendaftaran kami menulis kontrak lagi. Kami merevisi kontrak kami setiap tahun. Tapi kondisi yang paling penting tidak pernah berubah. Cinta Kami lah prioritas utama kami. Tentu saja bukan hal yang biasa. Selama liburan pertama kami yang kami habiskan secara terpisah, ibu mertuaku meneleponku sambil menangis, dan Ayahku membanting meja. Tapi begitulah tidak ada hal yang parah terjadi.  
Se Hee dan Ji Ho merevisi kontrak pernikahan setiap tahun. 
Hanya saja orang mengira kami agak aneh. Untungnya itulah yang membuat kami lebih fokus pada kehidupan kami. Entah kau menikah atau tidak. Entah kau mendaftarkan pernikahan atau tidak. Apapun keputusannya semuanya takkan terjadi separah yang kita kira. Yang penting adalah menghabiskan  waktu  dengan orang disampingku tepat pada saat ini. Apapun yang terjadi aku juga mencintaimu. 
Se Hee berkata, "Ji Ho ya, Saranghaeyo...
Ji Ho berkata dengan senyum indahnya, ." Aku juga mencintaimu" 

 Itu sebabnya bahkan sampai hari ini kami hanya fokus saling mencintai dan juga bagi orang yang hidup saat ini, dari dalam lubuk hatiku aku mendoakan keberhasilanmu. Karena lagi pula hidup ini... Hidup pertama bagi semua orang.  
Pasangan Won Seok dan Ho Rang dengan bayinya, Pasangan Se Hee dan Ji Ho, Pasangan Direktur Ma Sang Goo dan Soo Ji. Mereka berlari naik pada sebuah Bus.
T A M A T

Akhirnya drama ini tamat dengan akhir yang bahagia...Happy Ending
Selamat berbahagia Ji Ho dan Se Hee...serta sahabat sahabat nya...

Jangan Lewatkan Episode Sebelumnya  "Because This is My First Life" 
Baca Juga : 

Annyeong Haseyo,... Kamsahamnida...Terima Kasih Sobat Kdrama... 
NO SPAM, Berikan Komentar yang relevan dengan pembahasan... 
NO COPAS GAMBAR, NO COPAS TULISAN ... HARGAI SEMANGAT PENULIS...
FIGTHING... Berbahagialah Sobat... 



Postingan populer dari blog ini

Temperature of Love update 3

Hyun Soo dan Jung Sun kini bersama lagi...terlihat bahagia. Ikuti Yuk Kisahnya...  Kondisi keuangan Restoran Good Soup berangsur angsur sudah mulai membaik, berkat dukungan dana investasi Direktur Park. Beberapa waktu yang lalu Jung-Sun pernah tampil di sebuah acara tv, Star Favorit Dish, menu spesial Aktris Lee Dell Hee. Dia memenangkan kompetisi memasak tema masakan kesukaan sang Aktris, dengan juri sang Aktris sendiri. Dia memuji ketampanan Jung-Sun.dan memuji masakan Jung-Sun. Hak Cipta Gambar SBS Dia pun berkata, " Aku merasa seperti kembali ke usia 20 an lagi saat menjelajahi jalanan kota Paris bersama suamiku, melelahkan tapi aku merasa senang. Chef Jung-Sun berkata," Terima kasih,  inilah alasanku memasak. Aku ingin membuat orang bahagia meski hanya untuk sementara.  Setelah itu Jung Sun melakukan wawancara terbuka dengan media dan memposting fotonya. Jung-Sun yang tampan dan pandai memasak, dalam waktu singkat sosoknya menjadi terkenal. Banyak pengun