Jo Ho terperanjat tak percaya ketika pemuda tampan didepannya berkata, "karena aku menyukaimu"...
Simak yuk kisahnya..
This is My First *YOLO (you only live once), karena ini hanya hidup sekali Pertamaku
Ji Ho diterima kerja sebagai pekerja paruh waktu pada sebuah kafe. Berkat pemuda tampan ini dengan lesung pipinya yang menawan, awalnya Ji Ho salah paham, dia mengira Bok Nam itu adalah anjing kecil yang lucu namun ternyata pemuda manis dihadapannya bernama Bok Nam, dia berusia 24 tahun.
JI Ho heran mengapa dirinya yang baru dikenal diperlakukan sebaik ini, Bok Nam menjawab jika Ji Ho ikut di boncengan motornya, dia akan menjawab. Secara blak blakan langsung saja mengajak Ji Ho duduk di gandengan Motor Besarnya untuk melakukan antaranya paket. Menuju dekat kantor Se Hee.
Membuat seluruh rekan kerja Se Hee yang berada di jalan melihat Ji Ho diantar oleh seorang pemuda tampan. Mereka semua kaget dan memandang tak percaya.
Tatapan mata cemburu mulai terlihat pada diri Se Hee. Se Hee hanya memperhatikan dari seberang jalan.
Pemuda itu merapikan rambut Ji Ho, bahkan dia menjawab pertanyaan Ji Ho, dia mengatakan "karena aku menyukaimu.". JI Ho yang di tembak langsung kaget, terperanjat tak percaya, Ji Ho mengatakan "mungkin aku membuatmu salah paham, memang aku tidak mempunyai pacar tapi sebenarnya aku mempunyai suami." Pemuda ini menjawab dengan senyuman yang manis sekali, "kalau kau punya suami, kau tak boleh punya pacar?". Ji Ho hanya diam dan tertegun menatapnya.
Kehadiran Bok Nam diantara Se Hee dan Ji Ho.. Membuat Se Hee sebenarnya cemburu dan marah.. Namun sikapnya yang dingin kepada Ji Ho seakan tidak peduli.
Ji Ho menceritakan kalau dirinya sudah kerja paruh waktu dekat kantor Se Hee. Se Hee mengatakan dia melihat Ji Ho diantar dengan motor besar.
Se Hee dengan nada dingin mengatakan sejak hari pertama kau sudah mulai dekat dengan pekerja paruh waktu itu, kalian bekerja di kafe yang sama tapi sepertinya kau sangat dekat dengan pekerja paruh waktu itu. Kalau begitu istirahatlah."
Ji Ho heran menanyakan apakah Se Hee marah padanya, Se Hee dengan tegas menjawab tidak, kenapa harus marah.
Se Hee mulai melihat dan mengetahui ternyata pemuda tampan itu bernama Bok Nam kerja di kafe YOLO, berarti teman kerja Ji Ho. Bok Nam aktif di jejaring sosial, dia memposting fotonya bersama motor besar keren miliknya dan mempromosikan kafe YOLO.
Secara tak langsung sebenarnya dia ingin mengajak Se Hee mampir ke kafe tempatnya kerja, namun dia teringat larangan Se Hee beberapa waktu yang lalu membuatnya urung mengungkapkan keinginannya.
Di kafe tempat Ji Ho kerja, sedang sibukknya mencuci piring, rambutnya yang panjang membuatnya gerah, Bok Nam menghampirinya dan mengikat rambut Ji Ho. Membuat Ji Ho kaget, risih dan merasa tidak nyaman diperlakukan seperti itu.
Ji Ho chatting ke sahabatnya Soo Ji dan Ho Rang tentang Bok Nam yang mulai mengikat rambutnya, mereka marah dan mengumpat cowok itu. Mereka akan datang ke kafe.
Ternyata sampai di kafe, melihat ketampanan Bok Nam, Soo Ji dan Ho Rang tak berhenti memandang wajah tampan Bok Nam. Mata mereka tak berkedip sedekitpun bahkan melambaikan tangannya, hehehehe...
Ji Ho kesal melihat tingkah sahabatnya. Hehehe...
Ji Ho dan Se Hee sebenarnya sudah mulai dekat secara emosional, namun mereka masih menahan diri untuk bersikap biasa saja.
Ji Ho sebenarnya pulang dari kerja menunggu di halte Bus, menunggu bus yang ditumpangi Se Hee suaminya. bahkan dia memperhatikan satu per satu Bus yang lewat menanti kedatangan Se Hee suaminya.
Sesekali dia melirik handphone ingin menanyakan kepulangan Se Hee.
Namun tiba tiba saja Bok Nam datang ingin mengantar Ji Ho pulang.
Ternyata membawa Ji Ho ke sebuah tempat menikmati pemandangan indahnya kota Seoul di malam hari.
Ji Ho yang merasa tidak nyaman, mengatakan dengan jujur, "kukira awalnya kau cuma bercanda, kau bahkan lebih mudah dari adikku, jadi kukira kau itu manis dan tak perlu memikirkannya, tapi menurutku aku tak bisa menganggapmu bercanda lagi. Pemandangannya indah... Hatimu juga indah karena mengajak kemari. Aku hanya ingin merasakan betapa indahnya pada saat ini, tapi aku tidak bisa.
Bok Nam bertanya, "Apa karena suamimu?"
Ji Ho mengatakan "tapi karena aku, aku tidak tahu apakah kau bersikap baik padaku atau cuma main main itu, itu tidak penting bagiku karena aku sudah menikah. Jadi ini membuatku merasa tidak nyaman.
Aku mungkin akan merasa bahagia andaikan aku bumi menikah, kau muda dan tampan.
(ini bukti betapa Ji Ho sangat menghargai sebuah ikatan pernikahan, dia tidak menikmati pemandangan karena dirinya merasa tidak nyaman)
Se Hee pulang kerja diajak naik taksi bersama rekannya Bo Mi karena menempuh jalur yang sama menolak karena ingin naik bus, Se Hee ingin pulang bersama istrinya namun halte bus kosong. Ji Ho tidak ada di halte Bus. Se Hee kelihatan kecewa dan lesu.
Kehadiran Bok Nam semakin memperjelas betapa sebenarnya Se Hee mulai marah dan merasakan cemburu.
Ji Ho pulang diantar motor besar keren, terlihat oleh Se Hee.
Bok Nam bahkan memberikan buku untuk Ji Ho baca, karena dia tahu Ji Ho seorang penulis. Ji Ho menerimanya dengan senang hati karena itu pengarang kesukaannya.
Se Hee dengan nada dingin menegur Bok Nam untuk tidak mengantar pulang Ji Ho dengan motornya.
Namun Bok Nam seakan tidak peduli bahkan dia mengatakan aku tidak berpendidikan dan irasional maka aku harus mendapatkan keinginanku."
Di Rumah kucing masih terus muntah, sebenarnya Ji Ho ingin membawa kucing ke dokter namun Se Hee ingin membawanya sendiri.
See He sudah tahu Ji Ho diantar oleh Bok Nam naik motornya, namun tetap juga dia menanyakan hal yang sama kepada Ji Ho.
See Hee bertanya, "Apakah kamu pulang tadi baik Bus?", Ji Ho menanyakan apa aku harus menjawabnya?". Se Hee mengatakan "kamu tidak usah menjawabnya. "
Narasi Ji Ho
" Kita sering salah paham terhadap orang lain, kita tidak bisa mengatakan apa kita memahami perasaan orang lain, sebagai gantinya kau harus mengatakannya... jika kita tidak berusaha keras, kita tidak akan bisa saling memahami."
Ke esok harinya, Se Hee meminta bantuan Ji Ho, karena kucingnya masih terus muntah, dia minta untuk membawa ke klinik untuk diperiksa. Bahkan Se Hee ingin Ji Ho membawa Kucing di pagi hari saja. Ji Ho setuju tapi harus izin dahulu menukar jam kerjanya di kafe.
Ji Ho heran atas perubahan sikap Se Hee yang kemarin melarangnya, Ji Ho gelang gelang kepala dan berbicara seorang diri, mengapa tiba tiba berubah dan malah menyuruhku? Bagaimana bisa lulusan seni rupa liberal seperti aku bisa paham sama cara kerja otak lulusan sains?, hehehe...
Se Hee sangat menyayangi kucing kesayangannya, pesan Se Hee kepada Ji Ho sambil memberikan kartu pembayarannya, si kucing mesti naik taksi karena jam sibuk. Si kucing tidak suka keramaian, tidak boleh naik bus. Semua tes pemeriksaan yang dianjurkan dokter hewan harus diikuti si kucing.
Ji Ho tertegun menatap kucing. Kucing diperlakukan istimewa.
Se Hee mendapat keluhan di aplikasinya, ada seorang penguntit yang dilaporkan oleh seorang wanita. Se Hee masih menelusuri kebenaran informasinya. Tampak foto Bok Nam.
Se Hee dan Bo Mi ke kafe Bok Nam melakukan penyelidikan. Namun di depan kafe ketika mereka hendak pulang, mereka melihat motor besar Bok Nam yang keren. Bo Mi membisikkan ke Se Hee betapa motor besar ini harganya sangat mahal seharga sebuah mobil. Se Hee tercengang mendengarnya, dia melangkah mundur seakan takut menyentuh motor itu. Bahkan Bok Nam yang berada di dekatnya berkata kerusakan motornya, kalau rusak bisa dicicil bersama dengan hipotek rumah Se Hee hingga tahun 2048 baru bisa lunas. Di seberang jalan juga tampak Ho Rang, Ji Ho dan Soo Ji menuju depan kafe. Mereka melihat Se Hee dan Bo Mi.
Secara tak sengaja kaki Se He tersandung kaki Bo Mi, menyebabkan dia hampir jatuh menimpa motor, syukurlah Se Hee genit dan mampu menghindar.
Se Hee tidak apa apa namun tiba tiba dari arah lain, ada sebuah motor yang hampir menabrak Se Hee. Se Hee berhasil menghindari namun tubuhnya sekali lagi hampir menimpa motor. Tubuhnya melayang ke udara berhasil menghindari motor. Terhempas jatuh ke lantai, tubuhnya telungkup, cedera disekitar wajah. Lukanya ringan.
Semuanya memandang dengan mata terbolak menatap tangkasnya tubuh Se Hee menghindari motor besar Bok Nam. Ji Ho sebenarnya malu tapi dia begitu prihatin melihat Se Hee terluka, Bahkan membawa Se Hee memeriksakan ke dokter. Semuanya tertawa mendengar Se Hee cedera menghindari motor.
Ji Ho menanyakan "mengapa menghindar, lebih baik motor yang rusak daripada orang yang terluka. Se Hee menjawab," Biaya perawatanku jauh lebih murah daripada biaya perbaikan motor.
Ji Ho tercengang akan sikap Se Hee. Berbanding terbalik dengan ucapan dokter yang merawat kucing, bahwa istrinya beruntung memiliki suami yang jantan seperti Se Hee. Dokter menceritakan bagaimana perjuangan Se Hee menolong kucing dan sangat melindungi kucingnya.
Aksi Se Hee terluka karena menghindari motor besar karena takut motor itu rusak menjadi perbincangan hangat rekan kerjanya dan sahabat Ji Ho...( Kasihan Ji Ho... Se Hee figthing...)
Se Hee sebenarnya resah dan khawatir Ji Ho masih kerja di kafe bersama Bok Nam, apalagi Bok Nam masih tahap penyelidikan jadi belum pasti apakah dia itu penguntit atau bukan.
Ji Ho mengatakan pekerjaan paruh waktu sangat penting untuknya.
Ji Ho yang sedang kerja, Handphone berdering, panggilan dari Se Hee suaminya.
Panggillan Se Hee di Handphone Ji Ho, adalah "Majikan Rumah", hehehe...
Bahkan dengan alasan nonton bola bersama, Se Hee menelpon hanya menanyakan Ji Ho jam berapa pulang, dan menyuruh Ji Ho naik bus karena lebih efisien, halte bus dekat dari rumah.
Ji Ho kesal, istrinya di suruh naik Bus sementara kucingnya dijemput pakai taksi.. Wahhh kasihan Ji Ho...
Sebenarnya Se Hee begitu khawatir karena pelaku penguntit sudah diketahui identitas nya ternyata adalah Bok Nam, sudah 3 aplikasi yang melaporkan orang yang sama.
Ji Ho yang hendak pulang menunggu Bus lewat, awalnya Ji Ho menolak, namun sekali lagi Bok Nam mengajak Ji Ho untuk minum bersama.
Akhirnya mereka sampai di tempat yang sama, minum sambil berbincang banyak hal mengenai Ji Ho. Intinya Bok Nam mengetahui kalau suami Ji Ho adalah palsu. Ji Ho terkejut mendengar penuturan Bok Nam.
Dia berkata, "Kalau ada yang terjadi disini apakah suamimu datang menyelamatkanmu?", makanya jangan menikah dengan suami palsu? Aku ini bukan orang asing. Bok Nam berkata sambil membawa kunci inggris menuju ke tempat Ji Ho.Ji Ho heran dan terkejut akan tingkah aneh Bok Nam.
Dalam perjalanan menjemput kucing, Se Hee khawatir dia merubah arah taksi menjemput Ji Ho di halte Bus. Betapa cemas, khawatirnya Se Hee tidak menemukan Ji Ho di halte Bus. Dia mencoba menelpon ternyata handphone milik Ji Ho jatuh di halte Bus. Se Hee menatap handphone istrinya dengan cemas.
Pada waktu yang tepat, Se Hee datang menyelamatkan istrinya. Dia menghalangi Bok Nam.
Bok Nam histeris melihat motornya, Ji Ho menutup mulutnya terkejut atas aksi nekat suaminya. Tak percaya dengan yang dilihatnya. Se Hee menghampiri Ji Ho dan mengulurkan tangannya, Ji Ho menerima uluran tangan sang suami, Se Hee dengan segera menggenggam tangan Sang istri Ji Ho untuk segera beranjak. Se Hee berkata, "Ayo pulang ke rumah kita."
Narasi Ji Ho
" Jika kita tidak mencoba kita tidak akan saling memahami. Walau dunia seperti ini hal yang disebut cinta, masih ada.... "... Karena Ini Saat Pertamaku Punya Suami..
Episode Selanjutnya Update Episode 9
Jangan Lewatkan Episode Sebelumnya " Because This is My First Life"...
Baca Juga : Curhatku Pernikahan Because This is My First Life
This is My First *YOLO (you only live once), karena ini hanya hidup sekali Pertamaku
Ji Ho diterima kerja sebagai pekerja paruh waktu pada sebuah kafe. Berkat pemuda tampan ini dengan lesung pipinya yang menawan, awalnya Ji Ho salah paham, dia mengira Bok Nam itu adalah anjing kecil yang lucu namun ternyata pemuda manis dihadapannya bernama Bok Nam, dia berusia 24 tahun.
JI Ho heran mengapa dirinya yang baru dikenal diperlakukan sebaik ini, Bok Nam menjawab jika Ji Ho ikut di boncengan motornya, dia akan menjawab. Secara blak blakan langsung saja mengajak Ji Ho duduk di gandengan Motor Besarnya untuk melakukan antaranya paket. Menuju dekat kantor Se Hee.
Tatapan mata cemburu mulai terlihat pada diri Se Hee. Se Hee hanya memperhatikan dari seberang jalan.
Kehadiran Bok Nam diantara Se Hee dan Ji Ho.. Membuat Se Hee sebenarnya cemburu dan marah.. Namun sikapnya yang dingin kepada Ji Ho seakan tidak peduli.
Ji Ho menceritakan kalau dirinya sudah kerja paruh waktu dekat kantor Se Hee. Se Hee mengatakan dia melihat Ji Ho diantar dengan motor besar.
Se Hee dengan nada dingin mengatakan sejak hari pertama kau sudah mulai dekat dengan pekerja paruh waktu itu, kalian bekerja di kafe yang sama tapi sepertinya kau sangat dekat dengan pekerja paruh waktu itu. Kalau begitu istirahatlah."
Ji Ho heran menanyakan apakah Se Hee marah padanya, Se Hee dengan tegas menjawab tidak, kenapa harus marah.
(ehmm... tidak marah sih memang tapi Se Hee menelusuri informasi Pemuda tadi )
Ji Ho dan Se Hee berangkat kerja bersama memakai Bus yang sama, kebetulan kafe tempat kerja Ji Ho berdekatan dengan kantor Se Hee. Sebenarnya Ji Ho sangat senang berangkat kerja bersama sang suami bahkan dia memberikan bekal cemilan kepada Se Hee,.Secara tak langsung sebenarnya dia ingin mengajak Se Hee mampir ke kafe tempatnya kerja, namun dia teringat larangan Se Hee beberapa waktu yang lalu membuatnya urung mengungkapkan keinginannya.
Di kafe tempat Ji Ho kerja, sedang sibukknya mencuci piring, rambutnya yang panjang membuatnya gerah, Bok Nam menghampirinya dan mengikat rambut Ji Ho. Membuat Ji Ho kaget, risih dan merasa tidak nyaman diperlakukan seperti itu.
Ji Ho chatting ke sahabatnya Soo Ji dan Ho Rang tentang Bok Nam yang mulai mengikat rambutnya, mereka marah dan mengumpat cowok itu. Mereka akan datang ke kafe.
Ternyata sampai di kafe, melihat ketampanan Bok Nam, Soo Ji dan Ho Rang tak berhenti memandang wajah tampan Bok Nam. Mata mereka tak berkedip sedekitpun bahkan melambaikan tangannya, hehehehe...
Ji Ho kesal melihat tingkah sahabatnya. Hehehe...
Ji Ho dan Se Hee sebenarnya sudah mulai dekat secara emosional, namun mereka masih menahan diri untuk bersikap biasa saja.
Ji Ho sebenarnya pulang dari kerja menunggu di halte Bus, menunggu bus yang ditumpangi Se Hee suaminya. bahkan dia memperhatikan satu per satu Bus yang lewat menanti kedatangan Se Hee suaminya.
Sesekali dia melirik handphone ingin menanyakan kepulangan Se Hee.
Namun tiba tiba saja Bok Nam datang ingin mengantar Ji Ho pulang.
Ternyata membawa Ji Ho ke sebuah tempat menikmati pemandangan indahnya kota Seoul di malam hari.
Ji Ho yang merasa tidak nyaman, mengatakan dengan jujur, "kukira awalnya kau cuma bercanda, kau bahkan lebih mudah dari adikku, jadi kukira kau itu manis dan tak perlu memikirkannya, tapi menurutku aku tak bisa menganggapmu bercanda lagi. Pemandangannya indah... Hatimu juga indah karena mengajak kemari. Aku hanya ingin merasakan betapa indahnya pada saat ini, tapi aku tidak bisa.
Bok Nam bertanya, "Apa karena suamimu?"
Ji Ho mengatakan "tapi karena aku, aku tidak tahu apakah kau bersikap baik padaku atau cuma main main itu, itu tidak penting bagiku karena aku sudah menikah. Jadi ini membuatku merasa tidak nyaman.
Aku mungkin akan merasa bahagia andaikan aku bumi menikah, kau muda dan tampan.
(ini bukti betapa Ji Ho sangat menghargai sebuah ikatan pernikahan, dia tidak menikmati pemandangan karena dirinya merasa tidak nyaman)
Se Hee pulang kerja diajak naik taksi bersama rekannya Bo Mi karena menempuh jalur yang sama menolak karena ingin naik bus, Se Hee ingin pulang bersama istrinya namun halte bus kosong. Ji Ho tidak ada di halte Bus. Se Hee kelihatan kecewa dan lesu.
Kehadiran Bok Nam semakin memperjelas betapa sebenarnya Se Hee mulai marah dan merasakan cemburu.
Ji Ho pulang diantar motor besar keren, terlihat oleh Se Hee.
Bok Nam bahkan memberikan buku untuk Ji Ho baca, karena dia tahu Ji Ho seorang penulis. Ji Ho menerimanya dengan senang hati karena itu pengarang kesukaannya.
Se Hee dengan nada dingin menegur Bok Nam untuk tidak mengantar pulang Ji Ho dengan motornya.
Namun Bok Nam seakan tidak peduli bahkan dia mengatakan aku tidak berpendidikan dan irasional maka aku harus mendapatkan keinginanku."
Di Rumah kucing masih terus muntah, sebenarnya Ji Ho ingin membawa kucing ke dokter namun Se Hee ingin membawanya sendiri.
See He sudah tahu Ji Ho diantar oleh Bok Nam naik motornya, namun tetap juga dia menanyakan hal yang sama kepada Ji Ho.
See Hee bertanya, "Apakah kamu pulang tadi baik Bus?", Ji Ho menanyakan apa aku harus menjawabnya?". Se Hee mengatakan "kamu tidak usah menjawabnya. "
Narasi Ji Ho
" Kita sering salah paham terhadap orang lain, kita tidak bisa mengatakan apa kita memahami perasaan orang lain, sebagai gantinya kau harus mengatakannya... jika kita tidak berusaha keras, kita tidak akan bisa saling memahami."
Ke esok harinya, Se Hee meminta bantuan Ji Ho, karena kucingnya masih terus muntah, dia minta untuk membawa ke klinik untuk diperiksa. Bahkan Se Hee ingin Ji Ho membawa Kucing di pagi hari saja. Ji Ho setuju tapi harus izin dahulu menukar jam kerjanya di kafe.
Ji Ho heran atas perubahan sikap Se Hee yang kemarin melarangnya, Ji Ho gelang gelang kepala dan berbicara seorang diri, mengapa tiba tiba berubah dan malah menyuruhku? Bagaimana bisa lulusan seni rupa liberal seperti aku bisa paham sama cara kerja otak lulusan sains?, hehehe...
Se Hee sangat menyayangi kucing kesayangannya, pesan Se Hee kepada Ji Ho sambil memberikan kartu pembayarannya, si kucing mesti naik taksi karena jam sibuk. Si kucing tidak suka keramaian, tidak boleh naik bus. Semua tes pemeriksaan yang dianjurkan dokter hewan harus diikuti si kucing.
Ji Ho tertegun menatap kucing. Kucing diperlakukan istimewa.
Se Hee mendapat keluhan di aplikasinya, ada seorang penguntit yang dilaporkan oleh seorang wanita. Se Hee masih menelusuri kebenaran informasinya. Tampak foto Bok Nam.
Se Hee dan Bo Mi ke kafe Bok Nam melakukan penyelidikan. Namun di depan kafe ketika mereka hendak pulang, mereka melihat motor besar Bok Nam yang keren. Bo Mi membisikkan ke Se Hee betapa motor besar ini harganya sangat mahal seharga sebuah mobil. Se Hee tercengang mendengarnya, dia melangkah mundur seakan takut menyentuh motor itu. Bahkan Bok Nam yang berada di dekatnya berkata kerusakan motornya, kalau rusak bisa dicicil bersama dengan hipotek rumah Se Hee hingga tahun 2048 baru bisa lunas. Di seberang jalan juga tampak Ho Rang, Ji Ho dan Soo Ji menuju depan kafe. Mereka melihat Se Hee dan Bo Mi.
Secara tak sengaja kaki Se He tersandung kaki Bo Mi, menyebabkan dia hampir jatuh menimpa motor, syukurlah Se Hee genit dan mampu menghindar.
Se Hee tidak apa apa namun tiba tiba dari arah lain, ada sebuah motor yang hampir menabrak Se Hee. Se Hee berhasil menghindari namun tubuhnya sekali lagi hampir menimpa motor. Tubuhnya melayang ke udara berhasil menghindari motor. Terhempas jatuh ke lantai, tubuhnya telungkup, cedera disekitar wajah. Lukanya ringan.
Semuanya memandang dengan mata terbolak menatap tangkasnya tubuh Se Hee menghindari motor besar Bok Nam. Ji Ho sebenarnya malu tapi dia begitu prihatin melihat Se Hee terluka, Bahkan membawa Se Hee memeriksakan ke dokter. Semuanya tertawa mendengar Se Hee cedera menghindari motor.
Ji Ho menanyakan "mengapa menghindar, lebih baik motor yang rusak daripada orang yang terluka. Se Hee menjawab," Biaya perawatanku jauh lebih murah daripada biaya perbaikan motor.
Ji Ho tercengang akan sikap Se Hee. Berbanding terbalik dengan ucapan dokter yang merawat kucing, bahwa istrinya beruntung memiliki suami yang jantan seperti Se Hee. Dokter menceritakan bagaimana perjuangan Se Hee menolong kucing dan sangat melindungi kucingnya.
Aksi Se Hee terluka karena menghindari motor besar karena takut motor itu rusak menjadi perbincangan hangat rekan kerjanya dan sahabat Ji Ho...( Kasihan Ji Ho... Se Hee figthing...)
Se Hee sebenarnya resah dan khawatir Ji Ho masih kerja di kafe bersama Bok Nam, apalagi Bok Nam masih tahap penyelidikan jadi belum pasti apakah dia itu penguntit atau bukan.
Ji Ho mengatakan pekerjaan paruh waktu sangat penting untuknya.
Ji Ho yang sedang kerja, Handphone berdering, panggilan dari Se Hee suaminya.
Panggillan Se Hee di Handphone Ji Ho, adalah "Majikan Rumah", hehehe...
Bahkan dengan alasan nonton bola bersama, Se Hee menelpon hanya menanyakan Ji Ho jam berapa pulang, dan menyuruh Ji Ho naik bus karena lebih efisien, halte bus dekat dari rumah.
Ji Ho kesal, istrinya di suruh naik Bus sementara kucingnya dijemput pakai taksi.. Wahhh kasihan Ji Ho...
Sebenarnya Se Hee begitu khawatir karena pelaku penguntit sudah diketahui identitas nya ternyata adalah Bok Nam, sudah 3 aplikasi yang melaporkan orang yang sama.
Ji Ho yang hendak pulang menunggu Bus lewat, awalnya Ji Ho menolak, namun sekali lagi Bok Nam mengajak Ji Ho untuk minum bersama.
Akhirnya mereka sampai di tempat yang sama, minum sambil berbincang banyak hal mengenai Ji Ho. Intinya Bok Nam mengetahui kalau suami Ji Ho adalah palsu. Ji Ho terkejut mendengar penuturan Bok Nam.
Dia berkata, "Kalau ada yang terjadi disini apakah suamimu datang menyelamatkanmu?", makanya jangan menikah dengan suami palsu? Aku ini bukan orang asing. Bok Nam berkata sambil membawa kunci inggris menuju ke tempat Ji Ho.Ji Ho heran dan terkejut akan tingkah aneh Bok Nam.
Dalam perjalanan menjemput kucing, Se Hee khawatir dia merubah arah taksi menjemput Ji Ho di halte Bus. Betapa cemas, khawatirnya Se Hee tidak menemukan Ji Ho di halte Bus. Dia mencoba menelpon ternyata handphone milik Ji Ho jatuh di halte Bus. Se Hee menatap handphone istrinya dengan cemas.
Pada waktu yang tepat, Se Hee datang menyelamatkan istrinya. Dia menghalangi Bok Nam.
Ji Ho tak percaya suaminya kini hadir di hadapannya menyelamatkannya...
Namun bukan Bok Nam yang dipukulnya. Se Hee tidak mau memukul orang. Se Hee berkata, "sayang uangnya buat ganti rugi, aku baru tahu kalau motormu memang mahal, aku akan ganti rugi sampai tahun 2048 sambil mengangsur rumahku , lalu dia berjalan menendang kaca spion motor besar Bok Nam dan menendang motornya hingga terjatuh. Bok Nam histeris melihat motornya, Ji Ho menutup mulutnya terkejut atas aksi nekat suaminya. Tak percaya dengan yang dilihatnya. Se Hee menghampiri Ji Ho dan mengulurkan tangannya, Ji Ho menerima uluran tangan sang suami, Se Hee dengan segera menggenggam tangan Sang istri Ji Ho untuk segera beranjak. Se Hee berkata, "Ayo pulang ke rumah kita."
Narasi Ji Ho
" Jika kita tidak mencoba kita tidak akan saling memahami. Walau dunia seperti ini hal yang disebut cinta, masih ada.... "... Karena Ini Saat Pertamaku Punya Suami..
Episode Selanjutnya Update Episode 9
Jangan Lewatkan Episode Sebelumnya " Because This is My First Life"...
- Review Kdrama
- Update 1
- Update 2
- Update 3
- Update Episode 4
- Curahan Hati Sang Ibu kepada Putrinya Ji Ho
- Update Episode 6
Annyeong Haseyo,... Kamsahamnida...Terima Kasih Sobat Kdrama...
NO SPAM, Berikan Komentar yang relevan dengan pembahasan...
NO COPAS... HARGAI SEMANGAT PENULIS...
Salam K Drama... FIGTHING, Berbahagialah Sobat...
Baca Juga : Curhatku Pernikahan Because This is My First Life