Langsung ke konten utama

Judul Kdrama

Review Kdrama Hwayugi or Korean Odyssey

Because This is My First Life Update Episode 10

Aku bisa tersenyum melihat orang yang kusuka setiap hari. Pernikahan rupanya menyenangkan juga... Itulah perasaan  hati Ji Ho yang terpendam ketika dia tersenyum menatap ketampanan suaminya yang baru bangun dari tidur... 

Senyuman Ji Ho manis sekali.... 

Se Hee bingung dengan senyuman dan tatapan mata sang istri Ji Ho, dia merasa ada yang salah atau aneh dengan wajahnya sendiri, hehehe...
Se Hee akan tampil dengan rambut beda, dia memotong rambutnya karena merasa wajahnya ada yang aneh.. Hehehe.. 

Simak yuk kisahnya... 
Episode kali ini diawali dengan kota Namhae tempat Ji Ho bersekolah dulu semasa SMA. Kembali ke masa lalu saat Ji Ho menjadi  murid terbaik dan terpandai di sekolahnya, hubungan persahabatan Ji Ho, Ho Rang dan Soo Ji juga di awali kisah lucu dan menarik... Indahnya persahabatan mereka. 
Mereka duduk di tepi pantai, saling mengungkapkan tentang impiannya, Soo Ji yang ingin menjadi pimpinan perusahaan, Ho Rang ingin menikah dengan pria sukses yang giat bekerja dan menjadi ibu rumah tangga. Sahabatnya menebak impian Ji Ho adalah menulis,
Namun  Ji Ho mengatakan, " memang benar aku ingin menjadi penulis karena aku suka menulis,tapi itu bukan impianku. 
" Impianku cinta...aku ingin punya cinta dalam hidupku. Aku ingin bertemu dengan seseorang seperti takdir. Itulah impianku... "

Di masa kini Ji Ho  menyukai suaminya Se Hee, mungkinkah bertemu dengan Se Hee adalah Takdir,  seperti impiannya sejak dahulu...
Ji Ho tersenyum bahagia, ucapan Se Hee semalam masih terngiang di hatinya," Dalam hidup satu cinta sudah lebih dari cukup." 
Sebenarnya aku masih belum tahu apa itu pernikahan, namun menyukai seseorang belakang kepalanya pun kelihatan keren... 
JI Ho menatap suaminya yang juga baru bangun di pagi hari. Di perhatikan dengan tatapan dan senyuman manis istrinya , membuat Se Hee salah tingkah. Dia merasa ada yang aneh dengan wajahnya sendiri. Hehehe...
Ji Ho dalam hati mengucapkan, "kau tampan...Aku bisa melihat orang yang kusuka setiap hari. Pernikahan rupanya menyenangkan juga."

Karena Ini Saat Pertamaku Punya Mertua.. 
Tanpa mengabari anaknya terlebih dahulu, Ibu Se Hee muncul membawa makanan untuk Se Hee dan Ji Ho. Membuat Se He kaget dan protes karena mestinya ibunya mengatakan lebih dahulu. Ibu Se Hee  sangat menyukai Ji Ho, dia memuji kecantikan Ji Ho, dia berkata, "di mana anakku ini bisa ketemu kau?, Ji Ho tersenyum dan tersipu malu.
Ibunya Se Hee mengajak Se Hee untuk ikut upacara pemakaman keluarga yang diadakan besok. Namun Se Hee menolak untuk datang dengan alasan sibuk kerja.
Ji Ho pamit terlebih dahulu kepada ibu mertua, karena dia sudah berjanji bertemu dengan sahabatnya, Ho Rang dan Soo Ji.

Ho Rang memamerkan di jemarinya telah ada cincin lamaran dari Won Seok mengabarkan bahwa dirinya akan segera menikah, betapa senangnya Ji Ho. Dia memeluk Ho Rang mengucapkan selamat kepadanya.
Ji Ho meminta maaf karena datang terlambat, dia mengatakan ibu mertuanya datang, dia baik padaku jadi aku baik juga padanya, dan aku ingin mengambil hati dia. Sahabatnya mengatakan Ji Ho sudah terkena sindrome ingin menjadi menantu yang baik.
Soo Ji berkata, "Biasanya pengantin baru wanita begitu, mereka menahan diri karena mereka harus menjadi menantu yang baik dan penurut. Ho Rang berkata," Tapi aku paham perasaan mereka, aku juga mau di cintai suami dan mertuaku.itu sudah biasa dialami istri baru. 

Se Hee ingin memotong rambutnya.. Dia sudah tampil dengan tatanan rambut baru. (karena tatapan mata dan senyuman Ji Ho kepadanya tadi pagi, Se Hee merasa ada yang aneh dengan rambutnya).
Dalam perjalanan pulang Ji Ho terus memikirkan ucapan sahabatnya, terjadi pergolakan bathin dalam dirinya, 
apa aku mengalami sindrom menantu yang baik?, kenapa aku tidak bisa menolak permintaan  mertua? Ini tidak mungkin... Hanya saja, aku tidak bisa menolak pria itu.
Di jalan Ji Ho berpapasan dengan Se Hee yang tampan dengan model rambut barunya, Se Hee kelihatan berbeda...
Ji Ho mengatakan  rambutnya Se Hee beda, dan dia menyukai gaya rambutnya. 
Se Hee mengatakan, aku menata rambutku karena aku merasa sedikit terganggu. Sebenarnya Ji Ho terpana dengan ketampanan suaminya. 
Se Hee meminta maaf atas sikap ibunya, bahkan dia mengganti sandi masuk rumah, agar ibunya tidak lagi langsung masuk. Ji Ho merasa tidak apa apa karena ibu Se Hee datang ke rumah anaknya sebagai ibunya.
Ji Ho mengingat ucapan Bok Nam kepadanya, memuji kebaikan Se Hee, katanya dia menikahimu karena sewa rumah dan dia menghormatimu sebagai bek. (posisi bertahan dalam pertandingan sepakbola) 
Sebagai Bek???  Ji Ho penasaran, dia memikirkan arti sebenarnya Bek.
Se Hee ingin belanja kebutuhan sehari hari, akhirnya Ji Ho juga ikut. Mereka belanja bersama namun... keranjang belanja mereka berbeda.. Hehehe.
Ji Ho penasaran arti Bek bagi Se Hee, See mengatakan, Ji Ho satu satunya penyewa yang dia hormati dalam hidup dan Ji Ho tahu bagaimana cara mempertahankan diri dengan baik. Ji Ho tanggap menangani situasi misalnya saat mereka memperkenalkan diri masing masing ke orang tua. Mereka bisa menikah  berkat Ji Ho. Se Hee mengucapkan banyak terima kasih akan hal itu. 
Ji Ho terus memandang suaminya Se Hee yang sedang membayar belanjanya sendiri, sambil memikirkan ucapan Ho Rang kepadanya, Ho Rang mengatakan apa kau tahu otak kirinya itu selalu soal cicilan dan otak kanannya itu selalu soal kucingnya. Kapan dia memikirkanmu?. 
Ji Ho menjawab entahlah. Ho Rang mengatakan dalam hatinya... Ji Ho tersenyum dan tertawa. Padahal sebenarnya dia sangat sedih. Belum ada tempat untuknya di hati Se Hee. 
Narasi Ji Ho... 
"Aku sadar seharusnya aku tidak berpikir seperti itu, aku sadar aku tidak pernah dipikirkan oleh pria itu. Aku hanyalah seseorang yang menjamin dia mendapat biaya sewa tetap. Aku hanyalah penyewa. Aku hanyalah orang yang tetap menjaga keyakinannya tentang kehidupan pernikahan. Aku hanyalah bek hebat baginya. Apa kira kira yang ada di pikiran pria ini?."

Dalam perjalanan pulang sehabis belanja, Ji Ho menanyakan "apa kau punya mimpi, tujuan hidup yang ingin dicapai.
Se Hee menjawab," Aku cuma ingin hidupku tidak terjadi apapun. Aku ingin keseharianku seperti hari ini. Aku hanya ingin bekerja dan membayar cicilanku. Aku ingin pulang ke rumah lalu menonton bola dan minum. Lagipula aku ingin mati di rumahku sendiri. 
Jawaban Se Hee membuat Ji Ho sedih, Ji Ho memandang Se Hee dalam hati terucap, "Apa ada cara memasuki ruang hati pria itu." 

Ji Ho bekerja seperti biasanya, pulang kerja ibu Se Hee menelpon Ji Ho memintanya datang kerumah.Ibunya Se Hee sedang menyiapkan bahan bahan makanan untuk upacara peringatan kematian keluarga. Ibu Se Hee memperkenalkan dirinya sebagai menantu pertama yang sudah 40 tahun menyiapkan ini.
Bahkan mimpinya adalah memakai celemek yang sama bersama dengan putrinya. Sambil memasangkan celemek ke Ji Ho.
Ibu Se Hee sangat senang Ji Ho sudah menjadi bahagian dari keluarga.  Dia mengganggap Ji Ho seperti putrinya sendiri apalagi karena hanya pria yang ada di keluarganya.

Ji Ho pun mengerjakan semua pekerjaan yang diberikan oleh ibu mertuanya, Ji Ho kelihatan kelelahan  mengerjakan semua jenis rupa masakan di keluarga Se Hee.
Pada akhirnya Se Hee yang pulang kerja melihat halte bus kosong, dia mencari sosok sang istri. Se Hee menghubungi Ji Ho. Se Hee yang datang terpana melihat kesibukan Ji Ho berada di rumah orang tuanya sedang sibuk memasak dan menyajikan makanan untuk upacara peringatan leluhur di keluarga Se Hee.
Akhirnya Se Hee mengikuti acara peringatan kematian leluhur. Se Hee sekeluarga dengan khidmat mengikuti upacara kematian.
Sehabis acara makan, Ji Ho segera melangkah ke dapur hendak cuci piring, melihat tumpukan piring banyak, Se Hee ingin menggantikan Ji Ho, dia ingin meringankan beban istrinya JI Ho. Ibu Se Hee melarang anaknya untuk mengerjakan, nanti Ji Ho merasa tidak nyaman. Kasihan Ji Ho mencuci piring bertumpuk seorang diri.
Sambil menunggu Istrinya, Se Hee bertemu dengan Sang Ayah, percakapan ayah dan anak ini terkesan dingin. Hubungan Se Hee dan ayahnya kurang harmonis.
Ayahnya pernah berjanji akan membayar cicilan rumah Se Hee jika Se Hee sudah menikah. Ayahnya ingin membayar semua sisa cicilan rumah Se Hee, Kasihan Ji Ho dibiarkan kerja paruh waktu. Namun Se Hee tetap tidak ingin ayahnya ikut campur dengan urusan keuangannya dan urusan pernikahannya.
Se Hee masih terluka, telah terjadi peristiwa 12 tahun silam ayahnya pernah mengusir Se Hee dari rumah. Sejak itu Se Hee tidak menganggap sebagai ayah, tapi hubungannya dengan ayahnya sebagai Pemilik dan Penyewa. Se Hee mengatakan, "jika kau hanya berperilaku seperti pemilik rumah, aku hanya bisa menganggapmu seperti itu." Ayahnya hanya terdiam.

Di atas Bus dalam perjalanan pulang ke rumah, Se Hee menanyakan mengapa mesti Ji Ho datang, bisa saja Ji Ho cari alasan.Ji Ho heran sendiri mengapa dirinya bersikap seperti itu. Dia hanya diam.
Narasi Ji Ho... "kukira aku tidak kena sindrom menantu yang baik, kukira aku bukan orang yang seperti itu?, tapi kenapa hari ini aku bersikap seperti itu?."

Tiba di rumah Ji Ho pun menjawab, ini karena sindrom menantu yang baik. Wanita yang sudah menikah cenderung berpikir untuk bersikap baik dan berbakti ke mertuanya kata orang seperti itu. 
Namun menurut Se Hee dengan menjelaskan teorinya panjang lebar, intinya itu hanya sekedar pengakuan. Diakui orang lain merupakan salah satu keinginan dasar bersifat hewani sebagai manusia.
Ji Ho mendengar jawaban Se Hee, sepertinya tersinggung dan kesal mengapa Se Hee sampai berfikir seperti itu.
JI Ho berkata, itu bisa diartikan sebagai rasa peduli. Ini keluarga orang yang kusukai. Aku ingin orang yang kusuka bahagia dan nyaman. Itulah yang kupedulikan. . Apa kau tidak berfikir kalau itu bisa jadi alasannya?. 
Ji Ho yang ingin beranjak pergi tertahan oleh panggilan Se Hee... 
Se Hee memberikan amplop sebagai imbalan atas jasa Ji Ho yang telah bekerja di rumah orang tuanya. Dia pun meminta maaf kepada Ji Ho.
Ji Ho menerima amplop itu dengan hati terluka, dia sangat sedih dan segera masuk kamar.
Ji Ho sedih, tersinggung dan merasa tak dianggap oleh Se Hee. Dia memandang amplop yang berisikan beberapa lembar uang.
Narasi Ji Ho, "Aku sadar  seharusnya aku tidak berfikir seperti ini, aku sadar tak ada aku dihatinya. Aku hanyalah penyewa andalan yang menjamin biaya sewa bulanan. Aku hanyalah bek yang sangat hebat yang membantunya menjalani kehidupan tanpa pernikahan.
Ji Ho mengingat saat berada di rumah Se Hee... 
Ibu Ji Ho begitu bahagia dan senang sekali dengan hadirnya Ji Ho, dia memuji kecantikan menantunya di depan tante Se Hee (adik perempuan dari ayah Se Hee), putriku cantik bukan, betapa cantiknya dia bersama Se Hee. Dia pintar juga cari istri. 
Ji Ho tersenyum dan tersipu malu. JI Ho juga begitu bahagia mengenal lebih dekat keluarga Se Hee. Ji Ho merasa dirinya betul betul putri yang dicintai ibunya Se Hee. Ji Ho merasa sudah menjadi bahagian dari keluarga Se Hee. 

Ji Ho di dalam kamar segera menghubungi Se Hee, Ji Ho meminta ganti rugi atas pekerjaan nya di rumah orang tua Se Hee. Ji Ho tidak menginginkan uang, Ji Ho menginginkan hal yang lain.
Ji Ho mengatakan, "ganti tenaga kerjaanku denganmu. Ganti tenaga kerjaku dengan tenaga kerja di rumah orang tuaku. Keluargaku minggu ini mau buat kimchi buat musim dingin. 
Narasi Ji Ho... 
" Pertahananku bukan maksudku seperti ini. Tidak ada lagi pertahanan dalam hidupku. Mulai sekarang aku akan bermain sebagai pemain depan untuk melindungi hatiku."

Ji Ho menyadari bahwa dirinya harus melangkah lebih dahulu, kini dia tidak lagi bertahan, namun sebagai pemain depan,  dia ingin membuktikan bahwa suaminya pasti akan membuka hati untuknya..
Sebenarnya Se Hee juga memiliki perasaan yang sama kepada istrinya JI Ho, namun dia belum menunjukkannya secara langsung. Sikap yang ditunjukkan kepada Ji Ho yakni perhatian dan melindungi, serta cemburu sudah Se Hee rasakan, namun  Ji Ho belum tahu karena Se Hee masih terkesan dingin dan tertutup. Tinggal menunggu waktu ungkapan hati seorang Se Hee kepada Ji Ho.
Kejutan apa yang terjadi di antara pasangan ini... Mungkinkah mereka bisa jadi pasangan yang sesungguhnya... Tak sabar menanti episode berikutnya...

Selanjutnya Because This is My First Life   Update Episode 11

Jangan Lewatkan Episode Sebelumnya Because This is My First Life.. 

Annyeong Haseyo,... Kamsahamnida... Terima Kasih Sobat Kdrama 
NO SPAM, Berikan Komentar yang relevan dengan pembahasan... 
NO COPAS TULISAN ... NO COPAS GAMBAR... HARGAI SEMANGAT PENULIS... 
Salam K Drama... FIGTHING, Berbahagialah Sobat... 

Postingan populer dari blog ini

Temperature of Love update 3

Hyun Soo dan Jung Sun kini bersama lagi...terlihat bahagia. Ikuti Yuk Kisahnya...  Kondisi keuangan Restoran Good Soup berangsur angsur sudah mulai membaik, berkat dukungan dana investasi Direktur Park. Beberapa waktu yang lalu Jung-Sun pernah tampil di sebuah acara tv, Star Favorit Dish, menu spesial Aktris Lee Dell Hee. Dia memenangkan kompetisi memasak tema masakan kesukaan sang Aktris, dengan juri sang Aktris sendiri. Dia memuji ketampanan Jung-Sun.dan memuji masakan Jung-Sun. Hak Cipta Gambar SBS Dia pun berkata, " Aku merasa seperti kembali ke usia 20 an lagi saat menjelajahi jalanan kota Paris bersama suamiku, melelahkan tapi aku merasa senang. Chef Jung-Sun berkata," Terima kasih,  inilah alasanku memasak. Aku ingin membuat orang bahagia meski hanya untuk sementara.  Setelah itu Jung Sun melakukan wawancara terbuka dengan media dan memposting fotonya. Jung-Sun yang tampan dan pandai memasak, dalam waktu singkat sosoknya menjadi terkenal. Banyak pengun