Langsung ke konten utama

Judul Kdrama

Review Kdrama Hwayugi or Korean Odyssey

Because This is My First Life Update Episode 11

Pulau Namhae, dengan pesona pantai dan laut yang indah. Sang Mentari di senja hari memancarkan cahaya kuning, laut yang tenang menjadi saksi awal jalinan cinta Ji Ho dan Se Hee ...  so sweet..mereka saling mengungkapkan isi hati.
Karena Ini pantai Pertamaku... 

Ji Ho mengatakan, Lautnya indah, ini baru pertama kalinya aku melihat pantai dengan orang yang bukan keluargaku atau temanku. Aku tidak pernah melihat pantai bersama seorang pria. Aku selalu sibuk pada usia 20 an, banyak hal yang belom kulakukan. 

Simak yuk kisahnya...
Ji Ho tidak menginginkan uang pemberian Se Hee, harga dirinya terluka jadi semalam setelah menelpon Se Hee, Ji Ho meminta Se Hee  sebagai ganti tenaganya, Se Hee  ke kampung halamannya membantu orang tuanya membuat kimchi musim dingin. 
Keesokan paginya, Ji Ho makin menjaga jarak dengan Se Hee. Canggung, kaku, dan dingin itulah kesan yang ingin di tampakkan Ji Ho kepadanya. Ji Ho sudah membatasi diri dengani Se Hee, dia bahkan tidak ingin Se Hee menyentuh miliknya termasuk minumannya.
Ji Ho berangkat kerja lebih dulu karena  ingin sarapan bersama dengan Bok Nam. Ji Ho sebenarnya masih terluka, tersinggung dengan sikap Se Hee yang membayar jasanya dengan sejumlah uang.
Ji Ho juga menyarankan agar Se Hee membawa kontrak pernikahan ke kantor  karena ibunya tempo hari memeriksa laci, Ji Ho ingin menyimpan di kafe lebih aman.

Keluar dari rumah, Ji Ho menghela nafas panjang, tersiksa juga dengan sikapnya yang dingin kepada Se Hee. Ji Ho menyemangati dirinya sendiri "Bagus Yoon Ji Ho sempurna, kamu sama sekali tidak goyah. Poker face."
Sebenarnya Se Hee tahu dan merasa Ji Ho marah kepadanya.

Di kantornya, Se Hee tetap meminta izin cuti kepada Direktur Ma untuk membuat kimchi di kampung halaman Ji Ho. Direktur Ma awalnya tidak menyetujui karena pekerjaan banyak yang harus diselesaikan namun Se Hee tetap ingin pergi, dengan alasan istrinya cantik...
Karena terburu-buru Direktur Ma bertubrukan dengan Se Hee, dia menjatuhkan sejumlah dokumen, dokumen  Se Hee dan Direktur Ma tanpa sengaja tertukar.

Ji Ho yang lagi sarapan bersama Bok Nam, terus membicarakan Se Hee, mimik wajah yang serius, dan dongkol sepanjang waktu membuat Bok Nam berkata, "Noona kau sudah seperti ahjumma tetangga sebelah, 

Ahjumma itu selalu menjelekkan suaminya dengan memasang wajah sepertimu tadi. Waktu pertama kali kau bekerja kau sangat manis. Tak kurang aku bakal melihat ekspresi tadi di wajahmu. Sebaiknya aku tidak menikah sajalah."...
Ji Ho tersentak mendengarnya. 

Ji Ho yang pulang kerja  tetap menunggu bus yang ditumpangi suaminya,
Ji Ho dan Se Hee pulang bersama. Se Hee mengajak Ji Ho makan diluar, namun Ji Ho menolak mengatakan buat apa makan di luar, kita berdua tidak bisa menghabiskan uang. 
Namun suara ahjumma yang marah marah kepada suaminya melalui handphone terdengar oleh Se Hee dan Ji Ho.
Ji Ho mengingat ucapan Bok Nam kepadanya.

Mereka pulang bersama, namun Ji Ho menjaga jarak, Ji Ho makan ramyeon di meja ruang tamu, sementara Se Hee makan nasi di meja makan.
Se Hee mengatakan besok akan ke segera ke Namhae membuat kimchi. Dia meminta alamat orang tua Ji Ho di kampung.
Namun ternyata Se Hee baru menyadari dokumennya dengan dokumen kontrak Direktur Ma tertukar. Akhirnya Ji Ho tahu kalau Soo Ji sahabatnya berkencan dengan Direktur Ma dengan kontrak 100 hari.
Begitu pula Soo Ji dan Direktur Ma, kini mereka mengetahui kontrak pernikahan Se Hee. Soo Ji begitu mengkhawatirkan sahabatnya Ji Ho.

Malam yang larut Ji Ho segera bertemu Soo Ji, Ji Ho memberikan kepiting asin dari Ibunya untuk Soo Ji. Soo Ji sebenarnya tahu maksud Ji Ho menemuinya di luar. Karena kontrak pernikahan. Soo Ji dengan becanda mengatakan, kau cuma bayar 250rb sebulan mana ada tempat hunian semurah itu. Kalau kau tak keberatan boleh aku pindah ke rumahnya setelah 2 tahun sebagai istri berikutnya."... Hehehehe.. 

Begitu pula Se Hee segera bertemu dengan Direktur Ma

Direktur Ma sangat menyayangkan kenapa mesti menikah karena tempat tinggal. 
Se Hee mengatakan, "Bukan karena rumah saja, bukan karena biar dapat biaya sewa saja, kau tidak tahu saja betapa pentingnya rumahku saja. Kau juga tidak tahu betapa pentingnya uang. Itu hanya sebuah ruang kosong bagiku, namun itu ruangan yang sangat dia butuhkan oleh dia. Jadi aku berbagi menggunakan sistem hukum yang tepat. 

Ji Ho meminta maaf karena pernikahannya tidak sungguhan. Soo Ji tidak apa apa namun mengkhwatirkan sahabatnya, Ji Ho yang akan menderita dan terluka. 
Ji Ho mengatakan, aku baik-baik saja, butuh waktu lama memutuskan sesuatu, tetapi ketika aku melakukannya aku tidak menyesali keputusanku. 

Namun Soo Ji mengetahui Ji Ho menyukai Se Hee  (chatting pengakuan  Ji Ho) jadi pernikahanmu bukanlah sesuatu yang kau anggap tidak penting. 
Ji Ho mengakui setelah tinggal bersama mungkin dari awal dia menyukai suaminya. Namun Ji Ho merasa Se Hee tidak menyukainya. Se Hee juga tidak tahu kalau aku menyukainya."
Perasaan Ji Ho sedih dan hampa.. Berjalan pulang ke rumah. 

Narasi Ji Ho...
"Pasti ada jalan menggapai hati seseorang, jikalau ada jalan pasti jalan itu permulaannya. Jikalau ada jalan menggapai hati seseorang pasti ada suatu tempat yang akhirnya akan mempertemukan kita. Akankah ada jalan yang berbeda yang bermula dari mana hati kita bertemu? Tapi hal yang paling kutakutkan adalah bukanlah jalan kita yang berbeda, bukankah apa kita akan saling bertemu, yang paling kutakutkan adalah tidak ada jalan menggapai hatimu. Itulah yang kutakutkan. 

Tapi untuk saat ini aku tidak bisa berbuat apa apa, aku tidak tahu jalan menggapai hatinya. Tapi dia tahu kemana harus pergi membuat kimchi. Begitulah dia dan aku menyukainya, untuk sekarang ini, itu sudah cukup bagiku."

Ji Ho menghubungi ibunya, karena sibuk kerja Ji Ho tidak bisa datang, akan ada orang yang datang menggantikan dirinya membuat kimchi. Se Hee di atas Bus dalam perjalanan ke Namhae. Berjalan kaki mencari alamat, awalnya nyasar nie dengan mengandalkan GPS di handphone nya. Se Hee terus berjalanmencari alamat.
Akhirnya sampai juga di rumah mertua. Se Hee disambut hangat oleh keluarga Ji Ho.
Se Hee menolak ajakan minum ajakan ayah JI Ho,  karena Se He tulus ingin membantu membuat kimchi.
Se Hee yang baru pertama kali bikin Kimchi menjadi bahan candaan teman teman ibu Ji Ho. Para ahjumma memuji ketampanan Se Hee, tapi pekerjaannya belum maksimal, hehehe... Dia menjadi bahan candaan ahjumma dan Se Hee kena pukulan deh, hehehe...
Se Hee dengan semangat dan tekun menyelesaikan semua perintah mertua dan para ahjumma, dia berhasil pekerjaannya dengan tuntas.
Ji Ho cemas  memikirkan Se Hee yang sangat sibuk kerja, mengira dia hanya datang minum bersama ayahnya nanti, namun ternyata lewat foto yang dikirim adiknya, dia khawatir. Bok Nam mengerti dan mengizinkan Ji Ho pulang menyusul suaminya.
Ji Ho yang lagi mencari kucing hendak memberi makan, mendapatkan kucing di lemari kamar Se Hee. Tanpa sengaja Ji Ho menemukan buku puisi yang selama ini di cari.
Ji Ho meminjam dan membawanya, dia membaca buku itu dalam perjalanan ke Namhae, ternyata buku itu adalah hadiah dari seseorang untuk Se Hee. Bertuliskan, "Teruntuk Se Hee, cintaku dan segalanya)."
Ji Ho terperanjat dan heran, terus menatap buku itu. Pikirannya menerawang.
Akhirnya Ji Ho tiba di rumahnya, Ji Ho melihat Se Hee masih sibuk membuat kimchi, , tatapan mata senang dan bahagia  Se Hee melihat kedatangan istrinya. Se Hee tersenyum dan lega. Sebenarnya Se Hee tidak menduga istrinya akan datang, karena Ji Ho sudah mengatakan di Seoul bahwa dirinya tidak akan pulang ke Namhae. Seakan tidak percaya, melihat senyuman manis sang istri. Se Hee terpana...
Karena lelah bikin kimchi, Ji Ho tahu punggung dan bahu Se Hee pasti sakit, dia bermaksud ke apotek untuk memberikan Se Hee koyok sebelum nyerinya bertambah. Ji Ho begitu peduli dan khawatir kepada Se Hee suaminya.
Se Hee menanyakan, apa karena kau cemas makanya kau datang?, Ji Ho menjawab iya. Se Hee sangat senang akan kedatangan Ji Ho dan berterima kasih kepadanya. 

Ji Ho ke apotek membeli obat, di perjalanan pulang sejenak dia duduk seorang diri di pantai memandang laut dan membaca buku kumpulan puisi.
Ji Ho membaca buku puisi, puisinya begitu dalam maknanya... Bertuliskan....
  "Bertemu seseorang dalam hidup  merupakan suatu hal yang amat menakjubkan karena seseorang itu datang bersama masa lalunya, masa sekarang dan masa depannya, karena seluruh hidup seseorang datang menghampiri, Hati yang rapuh atau mungkin saja hatinya sudah terluka. Hati ini pun juga akhirnya datang."
Namun Se lebaran kertas kecil ini yang disengaja di tempel pada buku  puisi mengusir hati Ji Ho. 

(Jalanilah hidupmu seakan tidak ada yang terjadi) 
(Jangan Pernah Mencintai Seseorang)
(Jangan Pernah Mencintai Seseorang kau tidak berhak mencintai) 
Ji Ho membacanya,  hatinya sedih dan pilu menatap buku puisi milik Se Hee,  pikirannya menerawang...
Narasi  Ji Ho...
Aku ingin tahu apa yang sudah dilalui hatimu dan alasan hatiku sakit sekali, saat aku mengetahui jalan yang dilalui hatinya, bukanlah karena cemburu atau frustrasi.12 tahun silam dirimu yang mengakhiri cintamu agak sedikit memilukan."


Se Hee yang berada di kamar Ji Ho menemukan buku agenda milik Ji Ho, dia membukanya dan membacanya, "Ini sudah malam natal, Soo Ji akan menjadi CEO, Ho Rang akan menjadi istri yang baik, impianku mencintai seseorang."
Ayah Ji Ho di hadapan teman temannya  sangat senang dan membanggakan menantunya datang untuk membantu membuat kimchi, Se Hee hanya tersenyum. Di ajak minum makgeolli Se Hee menurut dan patuh.
Syukurlah adik Ji Ho memanggil kakak iparnya bahwa ada hal yang darurat. Se Hee segera beranjak berlaku meninggalkan acara minum tersebut. 
Adik Ji Ho menyelamatkannya, dan menganjurkan jalan jalan bersama kakaknya Ji Ho.

Se Hee segera mencari Ji Ho...
Se Hee berteriak memanggil Jo Ho ssi, Ji Ho menoleh, terperanjat, senang, melihat Se Hee menyusulnya.
Ji Ho menanyakan mengapa Se Hee tidak menolak juga ajakan ayahnya untuk minum makgeolli bersama, Se Hee tidak bisa menolaknya, Se Hee menyadari pasti perasaan Ji Ho juga juga sedih sama seperti perasaananya. Saat dia menanyakan kenapa pergi ke rumah orang tuanya dan tidak menolaknya.
Ji Ho mengatakan, Lautnya indah, ini baru pertama kalinya aku melihat pantai dengan orang yang bukan keluargaku atau temanku. Aku tidak pernah melihat pantai bersama seorang pria. Aku selalu sibuk pada usia 20 an, banyak hal yang belum kulakukan. 
Se Hee mengatakan, "ada sebuah puisi yang dia suka pada usia 20 an... Puisi yang seperti tertulis dan terbaca oleh Ji Ho. 
" saat aku menyukai puisi itu aku tidak tahu apa artinya tapi ketika aku tahu maknanya, aku tidak suka puisi itu lagi. Ada banyak hal yang takkan pernah bisa dilakukan lagi saat kau tahu apa sebenarnya hal itu. Jadi aku iri padamu, Ji Ho ssi.
Ji Ho mengatakan, "Meskipun kau telah melihat laut sebelumnya, laut yang kau lihat sekarang berbeda. Meskipun kau tahu betul dan kau telah melakukannya sebelumnya, menikmati saat bersama seseorang itu adalah pertama kalinya bagimu. Misalnya pernikahan kita, misalnya ciuman di halte Bus. Aku menyadari apa yang telah terjadi setelah momen momen itu bukan salah siapapun. Hal itu terjadi begitu saja. Seperti halnya ada ombak terus mengalir, dan ada ombak lain yang beristirahat semua terjadi begitu saja. Jadi Se Hee ssi juga jangan terlalu khawatir. Hanya karena kau sudah melalui hari ini, bukan berarti kau tahu apa yang terjadi besok."
Se Hee terdiam sejenak mengingat saat saat bertemu Ji Ho, berciuman di Halte Bus, saat Ji Ho menangis di hari pernikahan, saat meraih tangan Ji Ho menyelamatkannya dari Bok Nam. Untaian puisi itu momennya sangat cocok ketika bertemu dengan Ji Ho. Se Hee menyadari betapa berartinya Ji Ho bagi dirinya. Se Hee dari awal bertemu juga menyukai Ji Ho.
Se Hee berkata, "Sekarang aku tahu kenapa orang ke laut saat mereka  frustrasi. Karena kau bisa menghadapi hatimu disini. Tapi ada yang ingin kuperbaiki, apa yang kau lakukan di halte itu bukanlah ciuman tapi kecupan. 
Se Hee dengan teorinya mengutarakan arti ciuman, membuat Ji Ho kesal. Dia segera berdiri dan ingin beranjak, Ji Ho mengatakan, "Aku memang payah dalam hal mencium." 
Se Hee berkata, iya, betul sekali. Ciuman harusnya seperti ini... (Se Hee mencium bibir istrinya, Ji Ho awalnya kaget namun dia memejamkan matanya). 
Se Hee menatap dalam dalam istrinya,  menghentikan sejenak ciumannya, kau sudah mengerti sekarang atau haruskah kita melakukannya lagi? "
Ji Ho mengatakan," Ya, lagi." 
Ji Ho dan Se Hee berciuman mesra sekali lagi... Long kiss... 
Narasi Ji Ho... 
Hati yang rapuh atau Hati yang sudah terluka, Hatinya pun akhirnya datang padaku."

Menikah dahulu kemudian Kencan, kata yang tepat untuk pasangan Ji Ho dan Se Hee  yang sedang berbahagia... 
Akhirnya jadian juga, setelah tarik ulur yang lama bikin hati berdebat kapan nie jadiannya, 
Se Hee ternyata juga menyukai Ji Ho. Bahagia rasanya melihat kebersamaan mereka... 
Bagaimana selanjutnya yah kencan mereka...

Selanjutnya Because This is My First Life Update Episode 12

Jangan Lewatkan Episode Sebelumnya Because This is My First Life 
Annyeong Haseyo,... Kamsahamnida... Terima Kasih Sobat Kdrama 
NO SPAM, Berikan Komentar yang relevan dengan pembahasan... 
NO COPAS TULISAN ... NO COPAS GAMBAR... HARGAI SEMANGAT PENULIS... 
Salam K Drama... FIGTHING, Berbahagialah Sobat... 



Postingan populer dari blog ini

Temperature of Love update 3

Hyun Soo dan Jung Sun kini bersama lagi...terlihat bahagia. Ikuti Yuk Kisahnya...  Kondisi keuangan Restoran Good Soup berangsur angsur sudah mulai membaik, berkat dukungan dana investasi Direktur Park. Beberapa waktu yang lalu Jung-Sun pernah tampil di sebuah acara tv, Star Favorit Dish, menu spesial Aktris Lee Dell Hee. Dia memenangkan kompetisi memasak tema masakan kesukaan sang Aktris, dengan juri sang Aktris sendiri. Dia memuji ketampanan Jung-Sun.dan memuji masakan Jung-Sun. Hak Cipta Gambar SBS Dia pun berkata, " Aku merasa seperti kembali ke usia 20 an lagi saat menjelajahi jalanan kota Paris bersama suamiku, melelahkan tapi aku merasa senang. Chef Jung-Sun berkata," Terima kasih,  inilah alasanku memasak. Aku ingin membuat orang bahagia meski hanya untuk sementara.  Setelah itu Jung Sun melakukan wawancara terbuka dengan media dan memposting fotonya. Jung-Sun yang tampan dan pandai memasak, dalam waktu singkat sosoknya menjadi terkenal. Banyak pengun