Langsung ke konten utama

Judul Kdrama

Review Kdrama Hwayugi or Korean Odyssey

Episode 15 Because This is My First Life

"Pernikahan sesungguhnya, pernikahan yang sungguh sungguh berdasarkan cinta." Air matanya berlinang, Bulir air matanya turun membasahi pipinya. Ji Ho duduk tersungkur di balik pintu kamar.  Ji Ho sangat sedih memikirkan pernikahannya seperti apa.

Ji Ho menelpon sang suami Se Hee  di kamar sebelah, Ji Ho bertanya tentang arti sebuah  pernikahan. Se Hee segera keluar dan kini berada di depan pintu kamar Ji Ho, hampir saja membuka pintu, namun mengurungkan niatnya ketika mendengar suara Ji Ho terisak pilu menangis di dalam kamarnya.

Simak yuk kisahnya... 
Karena Ini Istirahat Pertamaku 

Mereka berdua berada di ruang keluarga, Ji Ho ingin mengakhiri kontrak pernikahan mereka. Sebenarnya  Se Hee ingin mengungkapkan perasaan hatinya betapa dia mencintai Ji Ho dan ingin melamarnya. Namun dia tidak bisa berkata apa apa lagi. Dia mengurungkan niatnya. Se Hee sebenarnya kaget, namun ekspresinya terlihat datar. Se Hee mampu menyembunyikan perasaannya.

Ji Ho mengatakan karena sebentar lagi kontraknya dengan perusahaan produksi segera di laksanakan dan kini dia bisa mencari tempat tinggal sendiri. Se Hee memahami maksud Ji Ho, itu artinya tidak perli lagi bayar uang sewa padanya.
Ji Ho berkata, " Kontrak kita tidak perlu di jalankan, kita kan menikah karena uang sewa. 
Se Hee sangat senang mendengar Ji Ho bisa menulis lagi dan memiliki penghasilan sendiri." sungguh khabar baik.
Ji Ho balik menanyakan, apa yang ingin Se Hee sampaikan padanya tadi, namun Se Hee membatalkan niatnya mengungkapkan perasaannya justru dia mengalihkan ke penyortiran sampah, Se Hee yang akan melakukannya. 
Mereka masuk kamar masing masing beristirahat.
Se Hee melepaskan papan nama "Woori" dari leher kucing kesayangannya.
Ji Ho yang sedang duduk di balik pintu kamar, pikirannya menerawang, memikirkan kembali pertemuannya dengan Ayah Se Hee. Sambil memegang  buku tabungan dan stempel pemberian ayah Se Hee.
Meski Ji Ho menolak berkali-kali dan Ji Ho sebelumnya meminta maaf,  dengan jujur Ji Ho mengatakan "pernikahannya dengan Se Hee karena rumah bukan karena cinta. Jawaban Ayah Se Hee diiluar dugaan Ji Ho, Ji Ho terpana, ternyata ayah Se Hee tidak masalah karena memang pernikahan seperti itu.  
Alasan ayah Se Hee menerima Ji Ho sebagai menantu," karena kau datang pada saat  yang tepat untuk menjadi istrinya. Kau sopan, baik dan berpendidikan. Tidak ada alasan buatku menantang pernikahan."
Ji Ho mengaku karena kini dirinya sudah jatuh cinta pada Se Hee. 
Ayah Se Hee tersenyum dan bersyukur. Itulah cinta antara pasangan suami istri. Mau dunia berubah jadi apa, laki laki harus beli rumah. Karena membesarkan anak itu susah. Terimalah ini. Memberikan Ji Ho buku rekening dan stempel. 

Ji Ho masih duduk lemas bersandar di pintu. Dia menelpon sang suami Se Hee yang berada di kamar sebelah.
Ji Ho berkata, Se Hee ssi, "Aku ada pertanyaan bukan sebagai pemilik dan penyewa rumah. Atau sebagai pria dan wanita tapi sebagai orang yang kurang berpengalaman dalam hidup jadi aku penasaran. Ji Ho menanyakan arti sebuah pernikahan. 
Peristiwa masa lalu
Se Hee diam sejenak pikirannya teringat peristiwa yang lalu ketika dirinya hendak menikah dengan Ko Jung Min karena dia hamil dan Se Hee mencintainya. Se Hee ingin bertanggung jawab. Namun ayahnya sangat marah dan menolak karena latar belakang keluarganya. Keluarga Jung Min punya utang. Bahkan Ayah Se Hee menampar dan mengusir Se Hee dari rumahnya.
Kenangan pahit itu membekas di hati Se Hee.
Se Hee masih mendengar suara Ji Ho sambil terus keluar dari kamarnya menuju kamar Ji Ho. Se Hee hendak membuka pintu kamar Ji Ho namun dia mengurungkan niatnya. Dari balik pintu kamar terdengar lirih suara Ji Ho yang sangat sedih. suara Ji Ho bergetar. 
Ji Ho berkata, "Pernikahan sesungguhnya.... Pernikahan yang sungguh sungguh berdasarkan cinta. Pasti membahagiakan, kan?." 

Bulir air matanya turun membasahi pipinya. Ji Ho sangat sedih memikirkan pernikahannya seperti apa dan akan dia akhiri. Hatinya lelah, hatinya sangat sedih.  
Se Hee yang berada di depan pintu kamar Ji Ho berucap dalam hati, "Suaranya gemetar, matanya berlinang, pasti sedang menangis karena aku."  

Pagi hari yang cerah Ji Ho terbangun, memandang kamar Se Hee,  Seperti biasanya Ji Ho ingin melakukan tugasnya, Ji Ho memanggil kucing ingin memberikan makan, ternyata Se Hee sudah menyediakan lebih dahulu. Ji Ho ingin menyortir sampah, tempat sampah kosong pula. 
nampak di atas meja kontrak pernikahan mereka dan secarik pesan dari Se Hee,  Aku sedang di rumah orang tuaku, tolong beritahu aku jika ada lagi yang kau butuhkan untuk menyudahi kontrak kita."

Di tempat yang berbeda..
Semalam Won Seok dan Bo Mi menari bersama di sebuah klub malam. Bo Mi mengantar Won Seok Ke rumahnya tanpa sengaja tertidur, mereka ingin sarapan bersama, namun di tempat makan tampak Ho Rang dan teman aplikasinya yang juga akuntan di kantor direktur Ma Sang Goo. Akhirnya mereka berempat bertemu.
Pria itu memuji kecantikan, kecerdasan Ho Rang dan memilihnya sebagai wanita yang hendak di nikahinya. Suasana canggung antara Won Seok dan Ho Rang.
Meskipun Ho Rang bersama pria akuntan itu, kelihatan Ho Rang bahagia namun hanya sesaat. Tiap waktu perasaannya teringat saat saat bersama Won Seok di masa lalu. Kenangan bersama Won Seok sangat berarti untuknya. Hingga Ho Rang tidak fokus mendengar pembicaraan pria akuntan tersebut.
Begitu pula Won Seok masih selalu mengingat Ho Rang. Bahkan Ho Rang lebih dulu mengirimkan SMS ke Won Seok, "kamu tidur?. 
Won Seok menelponnya. Ho Rang mengucapkan terimakasih untuk kebersamaan mereka, seperempat dari hidupku bersamamu. 
" Aku senang aku menghabiskan saat terbaik dalam hidupku bersamamu. Jadi jika ada yang bisa kubantu atau kalau kau dalam masalah hubungi aku. Kita dulu sepasang kekasih. Tapi kita juga sahabat. Won Seok mengatakan, "Berbahagialah." 

Soo Ji dan Ibunya di Namhae
Soo Ji pulang kampung ke rumah ibunya.
Betapa Soo Ji mengkhwatirkan ibunya yang kakinya cacat, Soo Ji ingin selalu bersama ibunya. Sang ibu melihat Soo Ji nampak tersenyum bahagia mendapat sms dari Direktur Ma. Ibu Soo Ji ingin melihat anaknya bahagia, ibunya  ingin tetap tinggal si kampung halamannya.
Bagi Ibu Soo Ji melihat Soo Ji bahagia, adalah kebahagiaan juga. Anak kesayangan ibu, terbanglah tinggi tinggi demi ibumu.
 Soo Ji terharu betapa ibunya sangat menyayanginya, dia menetaskan air mata mendengar ucapan sang ibu.
Sementara di Seoul... 
Ji Ho mengundurkan diri, dia pamit dari pekerjaan paruh waktunya, Ji Ho mengucapkan terimakasih. Ayah Bok Nam pemilik kafe memberikan uang di amplop sebagai hadiah untuk Ji Ho. Ji Ho mencari keberadaan Bok Nam.
Ternyata orang yang dicari sedang mengejutkan Ji Ho yang sedang dudu di halte Bus. Memandang album foto di kafe. Ternyata Bok Nam sudah menjual motornya dan berniat kursus hendak berimigrasi. Bok Nam memberikan hadiah kepada Ji Ho, foto pernikahan Ji Ho dan Se Hee.
Bok Nam dulu bekerja paruh waktu di tempat pernikahan dan dia yang memotretnya. Ji Ho mengucapkan, Terima kasih Bok Nam. 

Dalam perjalanan pulang Ji Ho berada di Bus menelpon seseorang untuk mengajaknya kencan. Ternyata Ji Ho bertemu Pimpinan Produksi Ko Jung Min sedang olahraga panjat tebing. Dia begitu lancar dan kuat memanjat hingga Ji Ho yang melihatnya mengatakan pimpinan seperti kelelahan dan semacamnya, hehehe...  Mereka nampak akrab. 

Ji Ho mengatakan dirinya akan bercerai. Pimpinan Produksi kaget mendengarnya, Ji Ho lanjut berkata, "Sebenarnya kau tidak berpengaruh dalam hubungan kami. Aku jadi bisa menyadari sekarang, berkat kau kalau aku benar-benar mencintai Se Hee. Aku semakin menyadari. Pernyataan Ji Ho membuat pimpinan produksi kaget, tapi kenapa?
Ji Ho  lanjut mengatakan," Aku ingin mencintainya, aku ingin mencintainya dengan sepenuh hati. Tapi aku tidak tahu caranya. Aku hanya rasanya seperti terkunci dalam kamar 19, di hukum karena pernikahan. Aku tahu ini aneh dan rumit.  (Ji Ho teringat permintaan ayah Se Hee menginginkan anak).
Pimpinan Produksi menjelaskan arti sebuah pernikahan...  

Pimpinan Produksi berkata, pernikahan memang melekat pada perasaan orang banyak. Masalahnya perasaan orang orang itu perasaan sebenarnya. Perasaan mereka semua sungguh indah dan tulus. Namun  yang kelihatan indah, akan memudar bentuk aslinya jika mereka terlalu saling terikat. Dan selanjutnya kau tidak pernah tahu apa arti cinta sebenarnya, Mungkin karena itu banyak orang bilang, suami istri tinggal bersama hanya untuk setia. menjadi pasangan suami istri memang kedengaran hebat tapi juga menyeramkan.  Tapi aku berharap kau dan Se Hee bisa menjadi akhir yang bahagia." 
Ji Ho heran dengan nada becanda, dia berkata, apa menurutmu  kami hanya bisa bahagia jika kami tetap mempertahankan pernikahan kami, berarti menurutmu kalau cerai itu kegagalan. Mana mungkin kau sekolot itu, hehehe...  Ji Ho berlalu sambil berkata, "Kontrak kita kurasa aku harus mempertimbangkannya lagi."
Pimpinan Produksi tersenyum merasa Ji Ho mengerjainya.

Se Hee datang ke rumah orang tuanya memberi kabar tentang perceraiannya. Ibunya sangat sedih dan seakan tak percaya. 
Percakapan Se Hee dan Ayahnya, Se Hee mengungkapkan kesedihan hatinya. 
Ayahnya menyangka Se Hee selalu mengambil keputusan sesuka hatinya. Se Hee mengungkapkan peristiwa masa lalu, Tak sedetik pun dia bisa hidup sesuka hatinya, alasannya karena dia orang pertama kalinya yang paling kupilih dalam hidupku namun keputusanku ditolak oleh orang yang kupercaya dan kusayangi. Aku sangat menyayangi ayah. Tapi ayah menantang hidup yang kupilih. Apa ayah menyadari pintu apa yang sudah yang sudah ayah buat di hatiku.? 

Ayah Se Hee tetap menjawab hal yang sama meski waktu diputar. Ayah Se Hee tetap menantang pernikahannya dulu karena demi kebahagiaan Se Hee juga. 
Namun mengorbankan orang lain demi anak sendiri membuat Se Hee sedih.
(Se Hee kecewa dan marah pada ayahnya, berkat ayahnya pandangan tentang pernikahan baginya sudah tidak ada lagi artinya, menurut ayahnya pernikahan bukanlah cinta tapi latar belakang pendidikan dan keluarga jauh lebih penting).

Ji Ho kaget  melihat Direktur Ma Sang Goo mengantar Se Hee pulang dalam keadaan mabuk berat. Se Hee sedih dirinya akan berpisah,  minum terlalu banyak minuman yang mengandung alkohol tinggi.
Scene nya lucu tingkah Se Hee habis minum... Masih tetap sadar untuk melepas pakaian luarnya...
Ji Ho memandang Suaminya Se Hee, memperhatikannya secara seksama bahkan tangannya menyusuri wajah Se Hee, hampir menyentuh wajah Se Hee.

Narasi Ji Ho...
"Pada akhirnya mereka semua adalah perasaan yang indah. Yang mendoakan kebahagiaanmu. Aku sekarang akan perlahan menjalaninya. Perasaan yang telah berlalu, perasaan yang telah datang. Perasaan yang janggal juga. Dan juga perasaan yang sakit ini. Pada akhirnya semua perasaan mendoakan kebahagiaanmu. Semua perasaan indah itu bisakah aku melindunginya?."
Se Hee yang baru bangun, melihat sup pereda mabuk untuknya. Ji Ho menuliskan di Secarik kertas, jangan minum air dingin, hangatkan sup di panci sebelum di makan.

Pertemuan Ji Ho dan Ibu Se Hee. 
Ji Ho bersama Ibu Se Hee. Ji Ho mengembalikan Buku rekening dan stempel milik ayah Ji Ho. Ji Ho mengatakan hendak berpisah dengan Se Hee. Ibu Se Hee berusaha menahan Ji Ho. Betapa Ibu Se Hee sangat menyukai Ji Ho. Namun Ji Ho tetap ingin pergi.
Ibu Se Hee mengatakan, "Pernikahan itu main main? Pernikahan itu sakral. Ji Ho mengatakan  maaf ibu,"  menurutku Pernikahan itu tidak sakral. Tapi Cintalah yang sakral."

Se Hee bertemu dengan Ko Jung Min di sebuah taman.  
Se Hee akhirnya tahu ternyata Ji Ho mengetahui hubungan masa lalunya. Ko Jung Min meminta maaf, tak kusangka perkataananku bisa menggapai hatimu dan lama bersemangat di hatimu. Aku meminta maaf karenanya.  
Se Hee tidak menyalahkan siapa siapa. Jung Min berpesan, "Berbahagialah Se Hee ssi, aku ingin kau bahagia."

Sementara di rumah,  Ji Ho beres beres rumah, siap siap meninggalkan rumah Se Hee. 
Ji Ho memberitahukan orang tuanya datang kemarin, sudah memberi tahu semuanya. Ji Ho ingin berlibur dulu, selama ini dirinya tidak pernah berlibur sendiri. 
Se he senang mendengarnya, Ji Ho sudah menemukan keinginannya, jalan yang membuatnya bahagia.
Se Hee sendiri, hidup seperti biasa saja, "Berangkat kerja, menonton bola dan menghabiskan waktu dengan kucing." 
Ji Ho mengatakan, kalau begitu haruskah kita mengakhiri kontrak kita?, lebih baik sekarang daripada di tunda tunda. Se Hee menyetujui dan Ji Ho merobek surat kontrak pernikahan berjangka dua tahun. Kontrak kita kini sudah berakhir.   
Ji Ho berkata, "Apa ada yang mau disampaikan?."  
Se Hee diam sejenak, lalu mengatakan tidak. Terucap di lubuk hatinya terdalam... 
Narasi Se Hee 
"Aku ingin menyampaikan aku punya hadiah yang kubelikan untuknya, aku ingin menyampaikan masih ada banyak pertandingan sepak bola untuk ditonton bersamanya, Aku ingin mengatakannya tapi (aku mampir dan membeli ini, kau ingin membaca buku ini, kan?), jika aku mengatakan sekarang perkataanku ini akan masuk dalam hatinya dan bersemayam dalam hatinya. 
Sebuah Novel yang ingin diberikan untuk Ji Ho,  adalah Novel yang Ji Ho cari dan ingin membeli namun kehabisan stok.
Se Hee masih memegang Novel tersebut namun tangannya berada di belakang. Jadi Ji Ho tidak melihat. Se Hee tidak jadi memberikan Novel itu ke Ji Ho. Ji Ho berkemas ingin berlibur, dia memakai mantel cantik, ransel besar dipunggungnya.  (Ji Ho tampil lebih cantik dengan baju travelingnya). 

Ji Ho pun pamit, dan mengangkat tangannya bersalaman. Se Hee menjabat tangan Ji Ho.  
Ji Ho mengatakan, "Semoga berhasil untuk kita berdua, bercerai adalah pertama kalinya dalam hidup kita."

Se Hee memandang kepergian  Ji Ho. Se Hee yang berada di rumah seorang diri, (ahh dia menghibur diri menonton bola sambil minum), namun dia mencari kucing kesayangannya, hingga masuk ke kamar Ji Ho. Se Hee duduk lama terdiam memandang isi kamar Ji Ho, dia merasa kosong, tak ada lagi barang barang Ji Ho.

Kucing datang menghampirinya, Se Hee memeluk kucingnya, betapa terperanjatnya dia, kalung nama kucing "Woori" yang berarti "kita". Telah berada di leher kucingnya.

(Entah siapa yang memasangkan..??? Ataukah Ji Ho telah memasangkan kembali kalung nama itu). 
Se Hee teringat  kenangan bersama Ji Ho, " Saat Ji Ho memberi kalung nama" Woori" pada kucingnya, Teringat saat mereka berdua di pantai Namhae, teringat saat Ji Ho meminta mencium dirinya, teringat... 
Se Hee menangis, akhirnya pertahanannya runtuh. Dia menangis tersedu sedu memikirkan Ji Ho istrinya. Ji Ho yang sudah pergi dari rumahnya. Ji Ho yang sudah mengisi kamar ini. Ji Ho yang selama ini membuatnya bahagia dan tersenyum kembali menyadari tentang arti cinta, arti pernikahan.   
Se Hee dengan linangan air mata, mengatakan "Aku merindukanmu, Aku merindukanmu, Aku merindukanmu..." 
Penasaran episode terakhir... Akankah Happy Ending. 
Se Hee baru kali ini menangis, selama ini dingin dan cuek dengan perasaananya. Se Hee baru merasakan kosong, hampa, kesepian ketika Ji Ho sudah mengakhiri kontrak pernikahannya, Ji Ho pergi dari rumahnya. Se Hee merasa kehilangan. 
Betapa dia sangat merindukan Ji Ho. Itulah cinta baru disadari betapa berartinya cinta itu ketika seseorang sudah pergi. Baru disadari betapa hati merindu ketika seseorang itu menjauh. Merasa kehilangan ketika ada yang ditinggalkan... Cinta.. Kasih sayang.. Ketulusan.. Tanggung jawab... Itukah makna sebuah pernikahan???  
Linangan air mata Se Hee, sakitnya hati ketika merindu, mampukah dia bertahan ataukah akankah membuatnya kembali ke sisi Ji Ho menepis ego masing masing. Kembali bersatu lagi sebagai pasangan suami istri bukan karena pernikahan kontrak. 
Semoga Happy Ending... 

Scene ini bukanlah bagian  akhir dari drama ini namun jawaban bagaimana perasaan Ji Ho.
Ji Ho dalam perjalanan pulang memikirkan kembali saat sebelum memutuskan mengakhiri kontrak pernikahannya... 
SMS ini dari Se Hee meminta Direktur Ma memilihkannya, kalimat mana yang tidak norak Namun tak ada satu kata pun yang dipakai Se Hee. Se Hee ingin melamar Ji Ho. Namun Ji Ho lebih dahulu mengakhiri kontrak pernikahannya. 
Nomor 1. "Apakah sekarang kita harus menikah sungguhan."
Nomor 2. "Maukah kau sekarang menjadi istri pertamaku."
Nomor 3. "Bisakah kita sekarang benar-benar bersama."

Apakah Ji Ho tahu dirinya akan dilamar??? Jii Ho tahu.  Berkat Soo Ji (masih ingat ketika Ji Ho yang sedih bercerita film kesukaannya). Saat itu Soo Ji bersama Ji Ho. Ternyata Direktur Ma meneruskan SMS ke Soo Ji. Meminta memilihkannya. Soo Ji memperlihatkan sms itu ke Ji Ho.  


Ji Ho kaget dan tak percaya, namun malam itu sikapnya berubah justru ingin mengakhiri kontrak pernikahan. Mesti nya Ji Ho senang. Mengapa... 
Ji Ho berjalan pulang menuju rumah, memikirkan sms yang diperlihatkan Soo Ji.
Narasi Ji Ho... 
" kenapa aku tidak senang padahal itu hal yang bisa saja aku nantikan. Padahal itu hal yang bisa saja ingin kudengar, tapi kenapa aku takut."
Ji Ho yang sedang berjalan melihat Direktur Ma susah payah mengantar Se Hee yang mabuk berat, Direktur Ma mengantar Se Hee hingga ke kamarnya. Se Hee sudah tidur lelap. Percakapan Direktur Ma dan Ji Ho
Direktur Ma, menyatakan bahwa sebenarnya Se Hee ingin melamarmu. Ji sudah tahu lewat Soo Ji. Direktur Ma kekasih Soo Ji.
Lalu Ji Ho menanyakan apakah direktur Ma pernah melihat Se Hee marah, takut, apa pernah kau melihat dia menangis?. 
Lalu Direktur Ma menjelaskan secara singkat dan kalau menangis pernah sekali.
Ji Ho berkata, "Aku iri, aku belum pernah melihatnya menangis. Atau mengekspresikan emosi apapun. Karena jika dia menunjukkan perasaannya aku tahu langkah apa yang harus ku ambil. Tapi kurasa dia sendiri tidak tahu bagaimana perasaannya tentang berbagai hal. Atau mungkin dia tidak tahu bagaimana cara membuka diri. Atau juga dia mungkin takut aku memperhatikannya. 
Lalu Direktur Ma menceritakan Se Hee memiliki folder "To Room 19" di harddisknya.. Direktur Ma berfikir lain dan merasa aneh.
Sebenarnya Ji Ho paham tentang "To Room 19". Itu Novelnya.
Lihat episode 13. Sebuah kamar privasi atau ruang khusus yang tidak ingin dibagi oleh siapapun baik itu suami begitupun sebaliknya.

Ji Ho sebenarnya  ingin sebuah pengakuan.  Ekspresi Se Hee datar dan tidak menunjukkan emosinya. Ji Ho  tidak tahu mesti bagaimana, mungkinkah dengan pergi dari sisinya langkah yang tepat. Ji Ho Menunggu Se Hee bagaimana mengungkapkan perasaannya, ataukah Ji Ho memberikan kalung nama Woori ke kucing, itu berarti kita. Sebuah Signal untuk Se Hee bahwa dirinya akan kembali ke rumah Se Hee. 
(terbukti kepergian Ji Ho membuat Se Hee menangis). 

Jangan Lewatkan Episode Sebelumnya Because This is My First Life 
Selanjutnya Episode Terakhir Episode 16 (END)
Baca Juga : 

Annyeong Haseyo,... Kamsahamnida...Terima Kasih Sobat Kdrama... 
NO SPAM, Berikan Komentar yang relevan dengan pembahasan... 
NO COPAS GAMBAR, NO COPAS TULISAN ... HARGAI SEMANGAT PENULIS...
FIGTHING... Berbahagialah Sobat... 

Postingan populer dari blog ini

Temperature of Love update 3

Hyun Soo dan Jung Sun kini bersama lagi...terlihat bahagia. Ikuti Yuk Kisahnya...  Kondisi keuangan Restoran Good Soup berangsur angsur sudah mulai membaik, berkat dukungan dana investasi Direktur Park. Beberapa waktu yang lalu Jung-Sun pernah tampil di sebuah acara tv, Star Favorit Dish, menu spesial Aktris Lee Dell Hee. Dia memenangkan kompetisi memasak tema masakan kesukaan sang Aktris, dengan juri sang Aktris sendiri. Dia memuji ketampanan Jung-Sun.dan memuji masakan Jung-Sun. Hak Cipta Gambar SBS Dia pun berkata, " Aku merasa seperti kembali ke usia 20 an lagi saat menjelajahi jalanan kota Paris bersama suamiku, melelahkan tapi aku merasa senang. Chef Jung-Sun berkata," Terima kasih,  inilah alasanku memasak. Aku ingin membuat orang bahagia meski hanya untuk sementara.  Setelah itu Jung Sun melakukan wawancara terbuka dengan media dan memposting fotonya. Jung-Sun yang tampan dan pandai memasak, dalam waktu singkat sosoknya menjadi terkenal. Banyak pengun